Menginspirasi, Mantan Tukang Sol Sepatu Punya Banyak Hotel dan Vila, Ternyarta Ini yang Dilakukannya
RIAU24.COM - Kesuksesan seseorang tidak dapat dilihat hanya dari sisi keberhasilannya saja, namun perlu melihat proses perjuangannya juga.
Seperti yang dilansir Riau24.com dari Boombastis, kisah seorang tukang sol sepatu yang berhasil mengubah hidupnya dengan mengalami jatuh bangun dan bekerja keras ini layak jadi inspirasi.
Meksi mengalami kehidupan masa kecil yang memprihatinkan, ia kini mampu membalikkan hal tersebut dengan menjadi pengusaha sukses di berbagai bidang.
Inilah kisah selengkapnya.
Menjadi tukang sol sepatu sejak kecil
Muhammad Naim yang kini tinggal di Batu, Jawa Timur, dulunya berasal dari Banyuwangi.
Lahir di keluarga serba kekurangan, ia memiliki 3 adik yang juga harus diurusnya.
Ayahnya merupakan seorang petani, sedangkan ibunya harus bekerja di luar negeri untuk membantu biaya sekolah anak-anaknya.
Semasa kecil, ia didik untuk mandiri dengan berjualan es keliling sepulang sekolah sejak kelas 4 SD. Tak hanya itu, ia dikenal sebagai tukang sol sepatu dan sandal yang dilakukannya sepulang sekolah. Menjelang Lebaran, ia bakal mendapat banyak uang dari pekerjaannya ini. Meski bukan dari keluarga berada, Naim kecil dikenal sebagai anak yang punya banyak uang, karena ia tidak malu untuk mencari uang sendiri.
Pernah DO saat kuliah
Naim bekerja sebagai tukang sol sepatu hingga SMA.
Lulus SMA, ia kuliah di Malang namun terpaksa DO setelah 4 bulan.
Akhirnya, ia bekerja sebagai sales canvasser yang menjual balsem di Malang. Lantaran tak memiliki kendaraan dan harus berjalan kaki menawarkan produk door to door, Naim pernah terpaksa tidur di musala.
Ia lalu berpindah profesi menjadi agen asuransi meski harus mengalami kesulitan beradaptasi di lingkungan kerja yang baru.
Membuka usaha di berbagai bidang
Setelah sukses menjadi agen asuransi, Naim membukakan toko kelontong untuk kedua orang tuanya di Banyuwangi.
Ia tidak bekerja sebagai agen asuransi saja, tapi juga bekerja di perusahaan lain, yaitu alat peraga sekolah.
Pada 2003, ia mendirikan perusahaan sendiri setelah sebelumnya sempat menolak tawaran sebagai manajer di sebuah perusahaan dengan gaji puluhan juta.
Di perusahaan yang ia dirikan, Naim mendapat proyek di Papua yang menghasilkan miliaran rupiah. Dari pendapatannya itu, Naim mulai memberanikan diri membuka usaha lain. Mulai dari hotel, pusat oleh-oleh, dan vila.
Mengalami sandungan namun berhasil bangkit kembali
Tidak selalu berjalan lancar, Naim sempat ditipu oleh temannya sendiri senilai Rp1,35 miliar.
Akibatnya, ia harus banyak berutang.
Tentu hal ini membuatnya terpuruk dan harus menjual semua aset yang ia punya untuk menutupi utang-utangnya. Seperti jatuh tertimpa tangga, pandemi Covid-19 melanda dan mengharuskannya menjual hotel miliknya.
Selain menjual aset-asetnya, ia juga menyewakan beberapa penginapannya untuk membantu menutupi utang.
Tak hanya berusaha, Naim selalu mengingat pesan gurunya untuk tidak meninggalkan salat Dhuha.
Dengan bantuan doa istri dan orang tua juga, ia memasrahkan diri kepada Tuhan. Oleh karena itu, pada saat penting apa pun apabila orang tuanya menghubungi ia akan mendahulukan mengangkat telponnya dan tidak bisa mengabaikannya.
Sempat terpuruk, kini ia suses menjadi pengusaha yang memiliki hotel, vila, serta bisnis kuliner yang mengalirkan cuan ke rekeningnya.
Keberhasilan Naim tidak lepas dari usaha kerasnya juga doa dari orang-orang terkasih. Dengan dukungan dari orang terdekat, Naim tidak putus asa saat ditimpa berbagai masalah. Hasilnya, ia bisa menjadi orang yang sukses.