Cerita Pendeta Majapahit Banyak yang Rangkap Jabatan
RIAU24.COM - Kerajaan Majapahit memberikan pekerjaan tambahan bagi orang yang kesehariannya bergelut sebagai pendeta.
Para pendeta mendapat tugas dengan mengemban misi untuk menjadi pejabat negara dikutip dari okezone.com.
Para pendeta banyak yang ditugaskan menjadi petugas pengadilan, baik di pusat maupun daerah.
Beberapa diantaranya seperti kepala agama Siwa dan Buddha di Majapahit masing-masing diangkat sebagai dharmmadyaksa atau hakim tertinggi, dengan gelar dang acarya.
Pengangkatannya sebagai dharmmadyaksa mulai sejak pembangunan Kerajaan Majapahit seperti yang tercantum pada Piagam Kudadu 1294, yang menyebut dharmmadyaksa ri Kasaiwan Dang Acarya Agraja, dan dharmmadyaksa ri Kasogatan Dang Acarya Ginantaka.
Konsep ini berbeda dengan yang ada di Kerajaan Singasari, yang hanya ada seorang dharmmadyaksa saja, karena Piagam Panampihan 1269 hanya menyebut dharmmadyaksa ri Kasaiwan Dang Acarya Siwanata.
Pengangkatan dua dharmmadyaksa ini sudah dimulai sejak raja pertama Majapahit Raden Wijaya yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Konsep ini lantas dipertahankan seterusnya oleh raja-raja penggantinya.
Tahukah jika kedudukan dharmmadyaksa ini dapat disamakan dengan hakim tertinggi.