Menu

Daftar Nama Negera Asean yang Diprediksi Bebas Jeratan Resesi 2023 

Zuratul 5 Oct 2022, 13:46
Ilustrasi Resesi (Foto: The Asiant Parent)
Ilustrasi Resesi (Foto: The Asiant Parent)

RIAU24.COM - Ditengahresesi yang menghantui dunia, ternyata ada wilaya ekonominya aman dan tidak bergejolak seperti yang diprediksi. 

Wilayab tersebut bahkan diperkirakan masih mencatatakan pertumbuhan yang melampaui proyeksi untuk dunia. 

Dikethaui Dana Mineter International (IMF) telah memperingati adanya kejutan sejumlah negara ke jurang resesi. IMF dengan hasil memperkirakan sekonomi dunia hanya akan tumbuhh 3,2% pada tahun ini dan melambat hingga 2,9% pada 2023. 

Bank Pembangunan Asia (ADB) melihat fenomena bahwa negara berkembang di Asia tetap melanjutkan pemuihan meskipun risiko perlambatan mengancam. 

Sejumlah negara di Asia Tenggara diperkirakan akan mencetak pertumbuhan yang positif di tahun ini dan tahun depan. 

"Permintaan domestik yang kuat di Indonesia dan Filipina berkonstribusi pada prospek pertumbuhan 5,1% yang lebih baik tahun ini untuk Asia Tenggara, meskipun prospek permintaan global yang lebih lemah telah menyebabkan penurunan dalam perkiraan untuk tahun depan," tulis ADB dalam laporannya, dikutip Rabu (5/10/2022). 

Berikut negara-negara di Asia Tenggara (Asean) yang ekonominya akan tetap tumbuh positif pada 2023.

1. Vietnam

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Vietnam akan tumbuh 6,7% pada tahun depan. ADB, dalam rilis terbaru September ini, mengungkapkan perekonomian Vietnam berkinerja cukup baik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

"Rantai pasokan pangan global yang dipulihkan akan meningkatkan produksi pertanian tahun ini, tetapi biaya input yang tinggi masih akan menghambat pemulihan sektor pertanian," tulis laporan ADB.

Lebih lanjut, melemahnya permintaan global telah memperlambat manufaktur Vietnam. Namun, prospek sektor ini tetap bullish mengingat investasi asing langsung yang kuat di sektor ini, menurut ADB.

2. Filipina

Filipina diproyeksi akan mencetak pertumbuhan sebesar 6.3% pada 2023.

"Pemulihan ekonomi diperkirakan akan mendapatkan daya tarik tahun ini dan tahun depan, didukung oleh penguatan investasi dan konsumsi domestik," kata ADB.

Pemulihan ekonomi di Filipina ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tren turun dalam kasus Covid-19 dan pelonggaran mobilitas masyarakat.

3. Kamboja

ADB mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk Kamboja pada 5,3% pada 2022, tetapi menurunkan perkiraan 2023 menjadi 6,2% dari 6,5% karena pertumbuhan global yang lebih lemah.

Kendati dipangkas, pertumbuhan ekonomi Kamboja tetap tinggi pada tahun depan. Ekonomi negara tersebut akan ditopang oleh kinerja manufaktur yang kuat, dari produksi garmen hingga alas kaki meskipun terjadi perlambatan ekonomi di Amerika Serikat.

Output industri diproyeksikan tumbuh 9,1% tahun ini, sebelum berkurang menjadi 8,6% pada tahun 2023 karena permintaan eksternal yang lebih lemah.

4. Indonesia

Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2023, terpangkas dari proyeksi sebelumnya 5,2%. Hal ini sejalan dengan kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini, menurut ADB, bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Kendati demikian, ADB menilai pemulihan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan jalurnya.

5. Malaysia

Sama halnya dengan rekan negara lainnya di Asean. Malaysia mengalami penurunan proyeksi dari 5,4% menjadi 4,7% pada tahun depan. Namun, jika dilihat secara wilayan, pertumbuhan ini lebih baik dari Singapura dan Brunei Darussalam yang masing-masing diramal tumbuh 3% dan 3,6% pada 2023. Pelambatan ekonomi global menjadi alasan dari pemangkasan ini.

Di sisi lain, ADB juga memperkirakan India, Maladewa, Uzbekistan dan Georgia masih akan membukukan pertumbuhan di atas 5% pada tahun depan. Meskipun akan dipengaruhi inflasi tinggi, ekonomi India diperkirakan akan tumbuh 7,2% pada 2023.

Sementara itu, China yang menjadi ekonomi kedua terbesar di dunia diramalkan mencetak pertumbuhan rendah tahun depan. ADB mematok proyeksi pertumbuhan 4,5% untuk China pada 2023. Inflasi diproyeksikan meningkat tahun depan karena harga pangan yang lebih tinggi.

(***)