Sebanyak 24 Orang Tewas Setelah Bus yang Membawa 60 Penumpang Jatuh dari 'Devil's Curve' di Peru
RIAU24.COM - Sebuah bus yang membawa 60 penumpang jatuh dari tebing di barat laut Peru, menewaskan sedikitnya 24 orang di tempat, media lokal melaporkan.
Insiden itu terjadi pada Sabtu (28/1/2023) setelah bus berangkat dari Lima dan sedang dalam perjalanan ke Tumbes, di perbatasan dengan Ekuador.
“Kecelakaan itu terjadi di tempat sulit yang dikenal sebagai 'Devil's Curve' di dekat kota Organos,” kata polisi, lapor kantor berita AFP.
Di antara para penumpang adalah sejumlah orang Haiti yang tidak diketahui, yang semuanya dirawat di berbagai rumah sakit di resor populer El Alto dan Mancora, sekitar 1.000 kilometer (620 mil) utara Lima.
Polisi sedang menyelidiki apa yang menyebabkan bus itu jatuh bahkan ketika badan pengawas transportasi Peru (SUTRAN) dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan bus itu tampaknya memiliki inspeksi keselamatan dan asuransi kecelakaan terbaru.
Tragedi itu, yang melibatkan sebuah bus untuk perusahaan Q'Orianka Tours Aguila Dorada, terjadi di distrik El Alto di ujung utara Peru, kata SUTRAN.
Ada peningkatan migran Haiti di Peru, meskipun situasi mereka yang berada di dalam bus masih belum jelas.
Kecelakaan di tengah kerusuhan
Tragedi itu terjadi di tengah kerusuhan nasional sejak penggulingan mantan presiden Pedro Castillo—sebuah langkah yang memicu protes di seluruh negeri Andes.
Sebelumnya, Kongres memberikan suara menentang memajukan pemilihan dari 2026 menjadi Desember 2023, yang merupakan salah satu tuntutan pengunjuk rasa.
Kemudian, Presiden Dina Boluarte mendesak Kongres untuk menemukan cara menyelesaikan krisis politik dengan menyetujui pemilihan umum pada bulan Desember.
Dalam tujuh minggu demonstrasi, sekitar 60 orang telah tewas dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa.
Selain itu, ada kekurangan fasilitas dasar bahkan karena harga bahan bakar dan harga makanan telah meningkat.
Negara ini juga telah menghadapi kekurangan produk dasar, dengan harga bahan bakar dan makanan yang semakin mahal.
(***)