Jenderal AS Bikin Was-was, Sebut Amerika dan China Akan Berperang di 2025 Karena Hal Ini
RIAU24.COM - Kabar terbaru datang dari seorang jenderal bintang empat di Angkatan Udara AS yang memperingatkan bahwa Amerika Serikat bisa perang melawan China dalam dua tahun ke depan atau tahun 2025.
Pernyataan mengejutkan ini diungkapkan Jenderal Mike Minihan, yang mengepalai Komando Mobilitas Udara AS.
Minihan mengatakan perang kemungkinan dipicu oleh perkara Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri.
Ia memperingatkan dalam sebuah surat kepada sekitar 110.000 personelnya. Dalam surat itu, mereka harus mempercepat persiapan untuk konflik kedua negara yang membayangi. Surat itu bertanggal 1 Februari tetapi telah dikirim pada hari Jumat (27/1/2023).
Minihan mengutip pernyataan Presiden China Xi Jinping dan kemungkinan bahwa Washington dan Taipei akan disibukkan dengan masalah domestik lainnya dalam dua tahun berikutnya. “
Saya harap saya salah,” tulis Mike Minihan.
“Naluri saya memberi tahu bahwa kami akan berperang pada tahun 2025. Xi mengamankan masa jabatan ketiganya dan menetapkan dewan perangnya pada Oktober 2022. Pemilihan presiden Taiwan akan diadakan pada tahun 2024 dan memberikan alasan kepada Xi Jinping. Pemilihan presiden Amerika Serikat akan diadakan pada tahun 2024 dan akan memberi Xi Jinping perhatian ke Amerika. Tim, alasan, dan peluang Xi Jinping semuanya selaras untuk tahun 2025,” tambahnya.
Seorang pejabat pertahanan mengatakan bahwa komentar Minihan itu tidak mewakili pandangan Pentagon tentang China.
Meskipun surat itu tidak mewakili pandangan Pentagon, surat itu menyoroti apa yang tampaknya menjadi kekhawatiran yang berkembang di kalangan perwira senior di militer AS dan anggota parlemen. Dikhawatirkan akan terjadi invasi atau serangan terhadap Taiwan yang demokratis oleh China.
“Jika kita telah belajar sesuatu dari Ukraina, kita perlu mengambil kata-kata musuh ketika mengancam tetangga dan mengerahkan kekuatan keras sebelum terlambat,” ujar Mike Gallagher selaku anggota parlemen, yang mengepalai komite pemilihan DPR.
Gallagher akan menilai tantangan militer, ekonomi dan teknologi yang ditimbulkan oleh China.
“Jenderal Minihan harus dipuji karena mengarahkan penerbangnya untuk menganggap serius ancaman tersebut,” ujarnya.
Sebelumnya, Lloyd Austin selaku Menteri Pertahanan AS mengatakan awal bulan ini dia sangat meragukan bahwa peningkatan aktivitas militer China di dekat Selat Taiwan adalah tanda invasi segera ke pulau itu oleh Beijing.
China telah meningkatkan tekanan diplomatik, militer, dan ekonominya dalam beberapa tahun terakhir di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu untuk menerima pemerintahan Beijing. Pemerintah Taiwan mengatakan menginginkan perdamaian tetapi akan mempertahankan diri jika diserang.
Menanggapi permintaan komentar, Brigadir Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa persaingan militer dengan China merupakan tantangan utama.
“Fokus kami tetap bekerja bersama sekutu dan mitra untuk menjaga Indo-Pasifik yang damai, bebas, dan terbuka,” katanya.
(***)