Rahasia Panjang Umur Maria Branyas Morera, Manusia Tertua di Dunia
RIAU24.COM - Setelah hidup melewati dua perang dunia, perang Spanyol, pandemi flu 1918, dan wabah Covid-19, seorang wanita kelahiran California, Amerika Serikat, Maria Branyas Morera, dinobatkan sebagai orang tertua di dunia yang masih hidup.
Branyas yang kini berusia 115 tahun menjadi orang tertua di dunia setelah meninggalnya Lucille Randon, pemegang rekor orang tertua di dunia versi Guinness World Records sebelumnya.
Randon meninggal dunia di usianya yang ke-118 di sebuah panti jompo di Perancis pada 17 Januari lalu.
Lalu seperti dikutip dari The Guardian, sebelum dinobatkan sebagai orang tertua di dunia, Branyas sudah sempat menarik perhatian dunia.
Dia mampu bertahan hidup dari serangan Covid-19 pada Mei 2020 silam, saat Spanyol menjadi salah satu negara yang terdampak parah sebelum hadirnya vaksin.
Branyas pun diyakini menjadi penyintas Covid-19 tertua saat itu, sebelum Randon juga tertular.
Lebih lanjut, Branyas mengaku ada beberapa hal yang membuatnya panjang umur. Hal-hal tersebut adalah hidup teratur, tenang, dan memiliki hubungan baik dengan keluarga dan teman. Lalu, rahasia lainnya adalah dia melakukan kontak dengan alam, memiliki emosi stabil, dan tidak memiliki penyesalan.
Perempuan ini juga berusaha selalu positif, dan menjauh dari orang-orang beracun.
"Saya pikir umur panjang juga berhubungan dengan keberuntungan. Keberuntungan dan genetika yang bagus," tambahnya.
Branyas lahir di San Francisco pada 4 Maret 1907, satu tahun setelah orangtuanya pindah dari Spanyol ke AS.
Keluarga itu lantas kembali ke Spanyol. Lalu pada tahun 1918, pandemi flu Spanyol mulai melanda dunia.
Kemudian, ketika Branyas berusia 29 tahun, perang saudara Spanyol pecah, yang memberi pengalaman buruk baginya.
Perang dunia II pun menyusul kemudian. Branyas lantas menikah dengan seorang dokter asal Catalan bernama Joan Moret, yang telah memberinya tiga anak, 11 cucu, dan 13 cicit. Hari pernikahan keduanya pun tak lepas dari momen mengagetkan.
Bagaimana tidak? Pasangan ini mengetahui bahwa pendeta yang seharusnya hadir ternyata meninggal dunia. Saat itu, tidak ada telepon di gereja untuk memanggil pendeta lain, sehingga keluarga mereka harus pergi dengan mobil untuk mencari pendeta pengganti.
Kini, meski usia terus bertambah, Branyas tetap mengakrabkan diri dengan teknologi, khususnya media sosial dan komunikasi digital.B Branyas menggunakan perangkat voice-to-text dan Twitter untuk tetap berhubungan dengan orang yang dicintainya.
"Hidup tidak abadi. Di usia saya sekarang, tahun baru adalah hadiah, perayaan yang sederhana, perjalanan yang indah, momen kebahagiaan." "Mari kita nikmati hidup bersama," tulis Branyas di akun Twitter miliknya pada tahun baru lalu.
Lebih lanjut, panti jompo tempat Branyas tinggal, Residencia Santa María del Tura, mengeluarkan pernyataan untuk mengakui Branyas sebagai orang tertua di dunia yang masih hidup dalam sebuah acara privat.
"Ia kini ada dalam keadaan sehat dan selalu bersyukur akan perhatian yang diterimanya," ujar perwakilan panti.
***