Hindari Tumpang Tindih Anggaran, Erick Thohir Pimpin Panitia Lokal Piala Dunia U-20 2023
RIAU24.COM - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Erick Thohir mengaku kurang tidur. Kegiatan tokoh berusia 52 tahun itu sangat padat sejak terpilih sebagai orang nomor 1 di federasi sepak bola Tanah Air tersebut.
Terbaru, Erick Thohir memutuskan untuk memimpin langsung kepanitiaan lokal (Local Organizing Committee/LOC) Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia yang berlangsung 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.
Langkah cepat ini diambil Erick untuk mempermudah koordinasi dengan kepanitiaan pusat Piala Dunia U-20 2023, INAFOC (Indonesia FIFA U-20 World Cup Organizing Committee), yang dipimpin Menpora Zainudin Amali.
"Kini saya pimpin langsung LOC agar mempermudah koordinasi dan pembagian tugas dengan INAFOC. Agar koordinasi LOC dan INAFOC bisa efektif dan efisien, termasuk pembagian tugas agar tidak overlapping. Ini layaknya apa yang terjadi saat Asian Games 2018, antara INASGOC dan KOI," ujar Erick dilansir dari cnnindonesia.com, Kamis (2/3).
Erick menegaskan langkah memotong alur birokrasi penting untuk dilakukan. Hal ini demi kesuksesan pelaksanaan Piala Dunia U-20 yang tinggal berselang 81 hari sebelum pelaksanaan.
"Piala Dunia U-20 yang mana kita akan menjadi tuan rumah adalah saat kita menunjukkan kembali kepada dunia bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang baik, yang sukses menyelenggarakan kompetisi dengan kualitas terbaik. Tidak boleh gagal," kata Ketua Umum PSSI itu.
Lebih lanjut Erick Thohir mengatakan langkah memimpin langsung kepanitiaan lokal agar LOC dan INAFOC tidak tumpang tindih mengenai pembagian anggaran.
"Supaya kita semua tertib. Mana budget pemerintah dan budget sponsor, baik yang berasal dari sponsor FIFA maupun sponsor lokal. Semua budget itu tidak boleh tercampur. Hanya saja soal opening dan closing ceremony, kami sudah serahkan ke INAFOC," ucap Erick.
Erick juga menjamin bahwa penggunaan dana untuk Piala Dunia U-20 2023 akan transparan demi menjaga kepercayaan
"Karena bagaimanapun untuk event-event yang dibuat FIFA pasti ada standarnya. Ingat ya, standar FIFA, bukan standar Indonesia sehingga harus kita ikuti. Ini adalah pintu kita untuk bisa ikut bidding Piala Dunia, maka kita harus memastikan semua berjalan dengan baik," ucap Erick.