Menu

Makanan Manusia Purba Terungkap di Situs Purba Maros

Devi 3 Mar 2023, 09:49
Makanan Manusia Purba Terungkap di Situs Purba Maros
Makanan Manusia Purba Terungkap di Situs Purba Maros

RIAU24.COM - Jejak kehidupan manusia purba di situs purba, Maros Pangkep, Sulawesi Selatan kembali menguak penemuan tentang makanan yang dikonsumsi manusia di masa lalu. 

Baru-baru ini para arkeolog dari Balai Arkeologi Sulawesi Selatan dan Universitas Hasanuddin menerbitkan studi tentang penelitian di Situs Leang Jarie, di kawasan karst Maros Pangkep, Sulawesi Selatan. 

Para peneliti menemukan pemanfaatan flora dan fauna di kawasan situs purba ini yang diperkirakan menjadi kawasan hunian bagi manusia prasejarah sejak 8.000 tahun yang lalu. 

Peneliti senior di Balai Arkeologi Sulawesi Selatan, Budianto Hakim mengatakan Situs Leang Jarie sudah sejak lama dikenal.

Kawasan ini mulai diteliti lebih dalam bersama tim peneliti dari Griffith University, Australia, pada tahun 2014, untuk menentukan usia lukisan cap tangan di dinding gua tersebut.

"Selanjutnya, tahun 2016, saya kembali ke situs ini, secara kebetulan menemukan gigi manusia yang tersingkap di permukaan tanah. Sejak itu, saya berniat melakukan penelitian di Leang Jarie," kata Budianto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/7/2021).

Penelitian tentang makanan apa saja yang dikonsumsi manusia purba saat menghuni kawasan situs purba Maros di Leang Jarie ini, dimulai sejak tahun 2018 hingga 2020.

Rencananya, kata Budianto, penelitian akan dilanjutkan di kawasan karst Simbang, di mana Leang Jarie ini berada. 

Studi ini telah dipublikasikan di jurnal arkeologi Amerta, pada 13 Juli 2021 dengan judul Pemanfaatan Fauna Vertebrata dan Kondisi Lingkungan Masa Okupasi 8000-550 BP di Situs Leang Jarie, Maros, Sulawesi Selatan. 

Lantas, apa saja makanan manusia purba yang ditemukan di situs Leang Jarie? 

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan beragam tulang binatang yang dalam gua Leang Jarie yang menunjukkan bahwa adanya pengolahan bintang sebagai makanan di masa lalu. 

Peneliti menemukan beberapa bukti seperti jejak potong, pemecah tulang panjang dan jejak terbakar. 

Studi ini pun mengungkapkan bahwa sejak dulu manusia purba juga sudah hidup berdampingan dengan berbagai fauna.

Fauna-fauna tersebut antara lain seperti ikan, kadal atau biawak, ular, burung, katak, kuskus kecil Sulawesi, kelelawar pemakan serangga, kelelawar pemakan buah, monyet sulawesi, tikus, musang, babi rusa dan babi Sulawesi, anoa, kerbau, dan anjing. 

Berdasarkan temuan ini, fauna tersebut telah dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan atau sisa dari hewan-hewan ini dimanfaatkan sebagai peralatan penunjang hidup manusia purba selama tinggal di kawasan situs purba Maros, di gua Leang Jarie. 

"Selain sisa makanan binatang dari habitat darat juga ditemukan sisa makanan dari habitat air (kerang air payau, laut dan kerang air tawar serta jenis ikan)," jelas Budianto.

Budianto mengatakan analisis untuk menentukan jenis binatang yang dikonsumsi manusia purba ini, dilakukan Balai Arkeologi Sulawesi Selatan selama dua tahun.

Berdasarkan analisis karbon, usia lapisan hunian, di mana ditemukan sisa makanan dan artefak batu, serta artefak tulang, diketahui berusia 8000-550 BP. 

Sisa-sisa makanan dan tulang di kawasan situs purba ini masih terawetkan dengan baik. Sehingga, analisis terhadap temuan-temuan dari jejak kehidupan manusia purba di kawasan Maros dapat dianalisis dengan baik.

"Lapisan tanah pengendap artefak dan sisa makanan (tulang) bisa awet karena kandungan PH tanahnya tidak asam (normal cenderung basa)," jelas Budianto. 

Kehidupan manusia prasejarah di Nusantara Penemuan artefak batu, tulang dan sisa-sisa makanan dari berbagai fauna, memberikan wawasan penting tentang kehidupan manusia purba di Nusantara. 

Budianto menjelaskan penemuan ini memberi wawasan tentang kemajuan kognitif manusia prasejarah di masa lalu, yakni tak hanya kemahiran dalam membuat peralatan berburu dari batu yang begitu maju, yakni yang tampak pada mata panah bergerigi atau Maros Point. 

Diketahui juga manusia prasejarah yang menghuni kawasan ini juga membuat peralatan dari bahan tulang yang menunjukkan tingkat kognitif yang tinggi.

Selain itu, penemuan ini juga menunjukkan bahwa manusia purba di masa lalu juga memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan air dan darat dengan baik.

"Demikian juga mereka (manusia prasejarah) telah mampu mengolah makanan dengan membakar, selain masih memakan secara langsung," imbuh Budianto. 

 "Leluhur bangsa kita memiliki kecerdasan yang baik, yang tentu saja bisa dijadikan dasar kebanggaan bangsa ke depannya," jelasnya. ***