Menu

Tahukah Anda, Indonesia Jadi Peringkat Pertama orang Terpendek di Dunia 

Zuratul 6 Mar 2023, 14:10
Potret Kerumunan Masyarakat Indonesia, yang Dikenal Sebagai Pemalas Jalan Kaki. (iNews/Foto)
Potret Kerumunan Masyarakat Indonesia, yang Dikenal Sebagai Pemalas Jalan Kaki. (iNews/Foto)

RIAU24.COM -Berdasarkan situs resmi wolrdpopulationreview Website, the independent organization World Populations Review (WPR) menempati posisi pertama dengan rata-rata tinggi badan orang dewasa terpendek di dunia sekitar 158 cm. 

Setelah Indonesia, jajaran negara lain dengan tubuh terpendek adalah Bolivia dengan rata-rata tinggi badan 159 cm, Filipina 161 cm, Vietnam 162cm, Kamboja 162,5 cm, dan Nepal 163cm. 

Lantas, apa saja faktor atau alasan yang membuat Indonesia menjadi peringkat pertama orang terpendek di dunia? 

Sebuah studi dari Lembaga Biologi Molekuler Eijman tentang genom manusia menemukan bahwa semua orang Indonesia adalah pendatang. 

orang Indonesia adalah campuran dari berbagai kelompok genetik Homo Sapiens yang bermigrasi dari Afrika selama puluhan ribu tahun melalui berbagai rute ke Nusantara. 

Dari migrasi ini, studi menyatakan kaitannya dengan tiga jenis genetik, yaitu kromosom Y, struktur asam nukleat pada sel sperma (dari ayah ke anak laki-laki) DNA mitokondria, genetika dari ibu ke anak; DNA autosomal yang diwariskan dari kedua orang tuanya seperti dilansir theconversation. 

Kemudian, berdasarkan 6.00 sampel DNA dari berbagai lokasi di Indonesia mereka digunakan untuk mengamati Haplogroup dan ligustik masyarakat Indonesia. 

Sebanyak 3.700 orang dengan 35 suku bangsa dari 6.00 sampel yang merupakan pemilik DNA mitokondria. Pemilik genetik ini ditemukan dari hoplogroup M<F<Y2, dan B di Indonesia bagian barat. 

Orang-orang dari haplogroup ini sebagian besar adalah penutur bahasa Austronesia dari Asia Tenggara, Madagaskar, dan Kepulauan Pasifik. Sementara itu, di Indonesia bagian timur, haplogroup Q dan P banyak ditemukan pada orang Papua dan Nusa Tenggara yang bukan penutur bahasa Austronesia. Di Kepulauan Mentawai dan Nias, suku haplogroup ini bergabung dengan penduduk asli Formosa, penutur bahasa Austronesia.

Dari data tersebut terlihat bahwa penelitian tersebut menggabungkan faktor genetik dengan arkeologi dan linguistik sehingga menunjukkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia datang secara bergelombang. Sejarah migrasi nenek moyang dimulai 72.000 tahun yang lalu ketika sekelompok Homo Sapiens melakukan perjalanan ke selatan dari benua Afrika ke semenanjung Arab menuju India.

Keturunan orang gelombang pertama ini tiba di tempat yang sekarang menjadi kepulauan Indonesia sekitar 50.000 tahun yang lalu. Saat itu semenanjung Melayu, Kalimantan dan Jawa masih terhubung sebagai satu benua dengan nama Sundaland dan gelombang pertama ini bermigrasi ke Australia.

Tanda-tanda keberadaan Homo Sapiens dapat dilihat melalui temuan arkeologi di wilayah Sarawak, Kalimantan, seperti dikutip Sapiens: A Brief History of Humanity . 

Kemudian migrasi kedua, yang terjadi sekitar 30.000 tahun lalu, datang dari tempat yang sekarang disebut Vietnam. Selanjutnya migrasi ketiga datang dari penutur bahasa Austronesia dari daerah Formosa sekitar 5.000-6.000 tahun yang lalu.

Selain itu, penyebaran agama Hindu dan kebangkitan kerajaan-kerajaan India sekitar abad ke-3 hingga ke-13 menciptakan berbagai haplogroup yang ditemukan dalam frekuensi kecil di Bali, Jawa, Kalimantan, dan Sumatra. Ada juga penyebaran Islam dari Arab dan ditemukannya haplogroup O-M7 yang menandai orang-orang dari China.

Dengan migrasi dan penyebaran agama, genetika masyarakat Indonesia merupakan campuran dari berbagai kelompok manusia. Data genetik dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kepulauan Indonesia pernah menjadi pusat peradaban. 

Dengan demikian, penyelidikan genetik plus linguistik inilah yang mengungkap struktur penduduk Indonesia, termasuk pengaruhnya terhadap postur tubuh, khususnya tinggi badan.

(***)