Rusia Bantah Tuduhan Menabrakkan Drone AS di Atas Laut Hitam
RIAU24.COM - Kementerian pertahanan Rusia pada Selasa mengatakan bahwa mereka mengacak-acak jet tempur setelah mendeteksi drone AS terbang di atas Laut Hitam. Namun, ia membantah tuduhan Washington menabrakkannya ke laut.
"Sebagai hasil dari manuver yang tajam, kendaraan udara tak berawak MQ-9 memasuki penerbangan yang tidak terkendali dengan hilangnya ketinggian dan bertabrakan dengan permukaan air," kata kementerian.
“Jet tempur tidak menggunakan senjata on-board mereka, tidak melakukan kontak dengan UAV," tambah pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Duta Besar Rusia dipanggil oleh Amerika Serikat untuk memprotes jatuhnya drone Amerika pada hari Selasa di atas Laut Hitam setelah bertabrakan dengan pesawat tempur Rusia, kata Departemen Luar Negeri.
"Kami terlibat langsung dengan Rusia, sekali lagi di tingkat senior, untuk menyampaikan keberatan kuat kami terhadap pencegatan yang tidak aman dan tidak profesional ini, yang menyebabkan jatuhnya pesawat AS tak berawak itu," kata juru bicara Ned Price saat berbicara kepada awak media.
Para pejabat mengumpulkan duta besar Rusia di Washington di Departemen Luar Negeri pada Selasa sore dan keberatan yang kuat telah didaftarkan oleh duta besar Amerika di Moskow.
“Insiden itu jelas merupakan pelanggaran hukum internasional,” kata Price. Jatuhnya drone Amerika terjadi pada saat ketegangan tinggi antara kedua negara karena invasi Rusia ke Ukraina.
Militer AS menyatakan bahwa bahan bakar dibuang oleh jet tempur Su-27 Rusia ke drone Amerika di atas Laut Hitam dan kemudian bertabrakan dengannya, yang menyebabkan jatuhnya drone tersebut.
Gedung Putih mengatakan bahwa kecelakaan itu karena perilaku sembrono Rusia.
Klaim Pentagon: AS terpaksa jatuhkan drone
Pentagon mengonfirmasi bahwa militer AS terpaksa menabrakkan drone pengintai MQ-9 Reaper-nya karena rusak parah setelah ditabrak jet Rusia.
"Karena kerusakan itu, kami berada dalam posisi yang pada dasarnya harus menabrak Laut Hitam," kata Brigadir Jenderal Pat Ryder, lebih lanjut menyatakan bahwa drone, setelah kerusakan, pada dasarnya tidak dapat diterbangkan.
Ryder mengatakan bahwa drone yang jatuh itu belum ditemukan oleh Rusia. Pentagon mengatakan bahwa baling-baling drone itu ditabrak oleh salah satu jet Su-27 Rusia, sehingga tidak dapat dioperasikan.
(***)