Kapal Migran dengan 400 Penumpang Perlahan Tenggelam di Laut Antara Libya dan Malta
RIAU24.COM - Sebuah perahu dengan sekitar 400 migran terjebak di antah berantah antara Malta dan Libya perlahan tenggelam.
Alarm Phone, sebuah situs web yang membantu para pengungsi yang membutuhkan penyelamatan menginformasikan tentang kejadian tersebut di Twitter mengatakan telah menerima telepon dari kapal, larut malam waktu setempat.
Alarm Phone mengatakan perahu itu kehabisan bahan bakar dan para migran menggunakan ember untuk membuang air.
Ditambahkan bahwa orang-orang di kapal panik setelah kapten meninggalkan kapal, sementara beberapa orang memerlukan perhatian medis, termasuk seorang wanita hamil.
"Seorang wanita memberi tahu kami tentang kondisi serius di atas kapal: kapten telah meninggalkan kapal dan tidak ada yang bisa menjalankan kapal lagi; banyak orang membutuhkan perawatan medis, termasuk seorang anak, wanita hamil, dan orang dengan gangguan fisik (disabilitas)," tulis salah satu tweet.
Pada pembaruan terakhir, kapal itu berada di area Pencarian dan Penyelamatan Malta (SAR) tetapi tidak jelas apakah otoritas Malta mengambil tindakan apa pun dalam meluncurkan operasi penyelamatan.
LSM lain bernama Sea-Watch International mengatakan sedang melakukan pencarian kapal dalam kesulitan di Laut Mediterania, termasuk yang ditandai oleh Alarm Phone.
Ini bukan kejadian pertama ketika para migran Afrika Utara yang mencoba menyeberangi Mediterania untuk memasuki Eropa menghadapi situasi seperti itu.
Pada hari Sabtu, setidaknya 20 migran hilang di lepas pantai Tunisia, saat mereka mencoba menyeberangi Mediterania yang berbahaya ke Italia.
Meski penjaga pantai berhasil menyelamatkan 17 orang lainnya dari kapal yang sama di lepas pantai selatan kota Sfax, yang lainnya masih belum bisa dilacak.
“Dari 17 orang yang diselamatkan, dua dalam kondisi kritis,” kata hakim pengadilan Sfax Faouzi Masmousdi.
Awal pekan ini, 440 migran diselamatkan dari kapal nelayan yang penuh sesak di perairan internasional Malta. Operasi rumit untuk menyelamatkan para migran memakan waktu lebih dari 11 jam.
Para migran di atas kapal menghabiskan empat hari di laut tanpa bantuan apa pun, dua hari terakhir tanpa makanan atau air setelah berlayar dari Libya timur.
(***)