Menu

Beda dengan AS, Inggris Bantah Kerahkan Pasukan Khusus ke Ukraina

Riko 13 Apr 2023, 14:45
Foto (net)
Foto (net)

RIAU24.COM - Bocoran dokumen rahasia Amerika Serikat (AS) mengungkap bahwa Inggris mengerahkan 50 personel pasukan khusus ke Ukraina. Namun London menyangkalnya. Kementerian Pertahanan Inggris memperingatkan semua pihak agar tidak menerima mentah-mentah klaim tentang pasukan khusus yang beroperasi di Ukraina. 

Bocoran dokumen rahasia Amerika tertanggal 23 Maret 2023 menunjukkan sebanyak 50 personel pasukan khusus Inggris dikerahkan di negara yang dilanda perang itu bersama pasukan khusus Barat lainnya. 

Tetapi dokumen tersebut tidak menyebutkan di mana pasukan Inggris berada atau apa yang mereka lakukan. "Kebocoran yang dilaporkan secara luas dari dugaan informasi rahasia AS telah menunjukkan tingkat ketidakakuratan yang serius,"kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Twitter. 

“Pembaca harus berhati-hati dalam menanggapi tuduhan yang berpotensi menyebarkan disinformasi," lanjut kementerian tersebut. 

Juru bicara Pentagon Chris Meagher mendesak kehati-hatian dalam mempromosikan atau memperkuat dokumen-dokumen tersebut, menambahkan bahwa tampaknya slide dokumen telah direkayasa.

Dokumen-dokumen rahasia tersebut pertama kali dipublikasikan di ruang obrolan di Discord, platform media sosial yang populer di kalangan gamers.

Beda dengan Inggris, AS mengakui telah mengerahkan pasukan khusus ke Ukraina. Namun, mereka hanya ditugaskan di Kedutaan Amerika di Kiev. Pengakuan itu disampaikan juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby kepada Peter Doocy melansir Sindonews dari Fox News, Kamis (13/4/2023). 

Kirby ditanya tentang dokumen Pentagon yang bocor yang menunjukkan bahwa ada pasukan khusus AS yang beroperasi di negara yang dilanda perang tersebut. 

"Saya tidak akan membicarakan secara spesifik jumlah dan hal semacam itu. Tetapi untuk menjawab pertanyaan Anda yang sebenarnya, ada sedikit kehadiran militer AS di kedutaan dalam hubungannya dengan kantor Atase Pertahanan untuk membantu kami mengerjakan akuntabilitas dari materi yang masuk dan keluar dari Ukraina," kata Kirby, merujuk pada senjata dan dukungan lain yang telah dikirim AS ke Kiev. "Jadi mereka terikat pada kedutaan itu dan atase pertahanan itu," ujar Kirby.

Kirby, yang berbicara di sela-sela perjalanan Presiden Joe Biden ke Irlandia Utara, menambahkan bahwa pasukan khusus AS tidak bertempur di medan perang. Selain itu, Fox News diberi tahu bahwa pasukan AS di Kiev juga memberikan layanan keamanan. 

"Tidak ada perubahan pada mandat presiden bahwa tidak akan ada pasukan Amerika di Ukraina yang berperang dalam perang ini," kata Kirby. 

Pentagon pada bulan November mengonfirmasi bahwa pasukan AS berada di lapangan untuk memeriksa pengiriman bantuan militer Amerika di Ukraina. Berbicara tentang interaksi AS dengan sekutu setelah kebocoran dokumen rahasia, Kirby menambahkan, "Kami melakukan upaya terbuka untuk menjangkau sekutu dan mitra yang relevan untuk menjelaskan kepada mereka sebaik yang kami tahu apa yang kami ketahui."

"Dan kami tidak tahu banyak sekarang, tetapi untuk memastikan bahwa mereka mengerti kami menganggap ini sangat, sangat serius, bahwa kami sedang melakukan penyelidikan kriminal, serta peninjauan di Departemen Pertahanan untuk melihat implikasi keamanan nasional dan tentu saja, di mana kami mendengarkan pertanyaan dan keprihatinan mereka dan melakukan yang terbaik yang kami bisa untuk menjawabnya pada saat ini,"papar Kirby. 

"Kami tidak tahu apa lagi yang mungkin dimiliki individu atau individu ini dan mungkin masih dirilis," imbuh Kirby. 

Belum diketahui sumber kebocoran banyak dokumen rahasia Pentagon yang mengejutkan sekutu-sekutu AS tersebut.

"Saya tidak akan berbicara tentang konten di beberapa dokumen yang bocor ini. Saya pikir Anda dapat memahami bahwa kami harus melakukan apa yang perlu kami lakukan untuk melindungi keamanan nasional kami," kata Kirby.

"Jelas, ini adalah pelanggaran terhadap kemampuan kami untuk melindungi beberapa informasi, dan itulah mengapa kami menanggapinya dengan sangat serius."