Menu

Jarang Ada PR, Mengapa Siswa-siswa Finlandia Justru Berhasil dalam Pendidikan?

Devi 7 Jul 2023, 13:30
Jarang Ada PR, Mengapa Siswa-siswa Finlandia Justru Berhasil dalam Pendidikan?
Jarang Ada PR, Mengapa Siswa-siswa Finlandia Justru Berhasil dalam Pendidikan?

RIAU24.COM Finlandia adalah negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. 

Negara ini sangat menekankan pendidikan yang berfokus pada siswa dan kualitas guru yang diberi kepercayaan penuh dalam kegiatan belajar mengajar.

Salah satu yang menjadi sorotan dalam sistem pendidikan di Finlandia adalah sedikitnya pemberian pekerjaan rumah (PR) dan memberi lebih banyak waktu di luar sekolah kepada siswa.

Sebuah studi tahun 2014 terhadap anak berusia 15 tahun di seluruh dunia oleh OECD mengatakan bahwa rata-rata, siswa Finlandia menghabiskan 2,8 jam seminggu untuk pekerjaan rumah.

Jumlah ini sangat kontras dengan yang dihabiskan siswa di negara lain seperti Amerika, yang menghabiskan 6,1 jam per minggu.

Meski, jarang memberi PR kepada siswa, nyatanya siswa-siswa di Finlandia justru terbukti mendapatkan hasil yang terbaik dalam studi mereka. Mengapa bisa?

Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi dunia atau OECD dalam surveinya mengatakan bahwa sekolah-sekolah di Finlandia mengatur siswanya untuk belajar lebih sedikit di sekolah

"Salah satu fakta yang paling mencolok tentang sekolah-sekolah Finlandia adalah bahwa jam pelajaran siswa mereka lebih sedikit daripada siswa di negara OECD lainnya," tulis pertanyaan OECD, sebagaimana dikutip dari BBC.

Orang Finlandia diketahui sangat menghargai waktu luang dan bermain. Secara hukum, guru harus memberi siswa istirahat 15 menit untuk setiap 45 menit pengajaran di kelas.

Maka dari itu, sistem pendidikan Finlandia juga memberi siswa waktu yang lebih banyak dengan keluarga dan lingkungan sosial. Hal ini ditunjukkan dengan liburan musim panas yang lebih panjang.

Sementara anak-anak di Inggris dan Wales masih bekerja keras di sekolah hingga pertengahan Juli, Finlandia telah berlibur selama enam minggu, dalam liburan musim panas yang berlangsung selama 10 hingga 11 minggu.

Jauh sebelum itu, anak-anak di Finlandia secara teori tidak harus mulai sekolah sampai mereka berusia tujuh tahun, meskipun sebagian besar sudah berada di kelas sejak usia lebih dini.

Standar Ujian yang Sangat Baik
Alih-alih mengerjakan tes rumit berbagai mata pelajaran, siswa Finlandia hanya mengikuti satu tes standar untuk jenjang sekolah dasar dan menengah mereka.

Tes Finlandia yang disebut Ujian Matrikulasi Nasional, diambil pada akhir sekolah menengah dan dinilai oleh guru, bukan komputer. Tes ini juga tidak menghindar dari topik yang kontroversial atau rumit.

Pasi Sahlberg, seorang profesor dan mantan direktur jenderal di Kementerian Pendidikan Finlandia, membocorkan beberapa pertanyaan khas pada ujian, yakni:

"Dalam arti apa konsep etika kebahagiaan, kehidupan yang baik, dan kesejahteraan?"

Selain itu, Sahlberg mengatakan bahwa siswa di Finlandia secara teratur diminta untuk menunjukkan kemampuan mereka untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan evolusi, kehilangan pekerjaan, diet, masalah politik, kekerasan, perang, etika dalam olahraga, junk food, seks, obat-obatan, dan lain-lain. musik populer.

Isu-isu semacam itu tersebar di seluruh bidang studi dan seringkali membutuhkan pengetahuan dan keterampilan multi-disiplin.

Kualitas Penalaran Sains, Literasi, & Matematika Unggul

Beberapa bukti yang menunjukkan keberhasilan siswa di Finlandia adalah standar atau kualitas kemampuan sains, literasi, dan matematika yang di atas rata-rata.

Dalam tes Programme for International Student Assessment (PISA) Internasional yang diikuti oleh lebih dari 70 negara di seluruh dunia, Finlandia berada di urutan keenam dalam membaca, matematika, dan sains.

Secara tidak langsung, kualitas siswa di Finlandia terus berkembang dan menjadi yang terbaik, di antaranya karena negara yang memandang pendidikan sebagai hak asasi manusia.

Efeknya, Finlandia memberikan pendidikan gratis untuk semua orang, mulai dari pendidikan pra-sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.

Terlepas dari perbedaan latar belakang sosial-keuangan mereka, setiap anak di Finlandia berhak atas pendidikan berkualitas tinggi yang setara.

Hal ini membuat peningkatan kualitas pendidikan di Finlandia tak lagi terjerat latar belakang ekonomi dan urusan administratif, tetapi bisa fokus ke siswa dan kesejahteraan guru atau pengajarnya. ***