Menu

Pertanyaan Jokowi soal Cawapres Anies Diungkap Surya Paloh 

Zuratul 19 Jul 2023, 10:45
Pertanyaan Jokowi soal Cawapres Anies Diungkap Surya Paloh. (detik.com/Foto)
Pertanyaan Jokowi soal Cawapres Anies Diungkap Surya Paloh. (detik.com/Foto)

RIAU24.COM - Bertemu selama lebih dari satu jam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjamu Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh di Istana Negara, Jakarta. 

Dalam pertemuan itu, Jokowi bertanya kepada Surya Paloh, siapa sosok bakal cawapres pendamping Anies Baswedan.

Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh setelah Jokowi melantik Budi Arie Setiadi menjadi Menkominfo. 

Jabatan Menkominfo sebelumnya diemban eks Sekjen NasDem Johnny G Plate yang kini menjadi terdakwa kasus korupsi BTS Kominfo.

"Nah Pak Jokowi juga tanya, siapa ini wakil presidennya ini, saya bilang saya belum mikirin itu, yang saya tahu (urusan) Pak Anies itu, ha ha ha," kata Surya Paloh di NasDem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Selasa (18/7) sehari setelah bertemu Jokowi.

Paloh menyebut sosok cawapres masih berada di genggaman Anies. Dia juga tidak menutup kemungkinan bakal ada pertemuan antara Jokowi dan Anies.

"Ya saya bilang saya belum memahami barangkali Pak Anies yang paling tahu, ya itu aja kira-kira begitu," ujarnya.

"Saya nggak menawarkan tapi probability ke arah itu bisa saja (Jokowi ketemu Anies), dan itu bagus. Kemungkinan ke arah itu bisa saja, kemungkinan ke arah itu bisa saja," imbuhnya.

Selanjutnya, dia menegaskan bahwa suasana politik harusnya tidak dibawa ke arah yang terlalu tegang. 

Dia menegaskan harusnya parpol mengutamakan kepentingan bangsa dibanding memikirkan siapa kawan atau lawan.

"Ya macam saya katakan dari awal tadi, kalau suasana itu dibawa dengan tidak tegang, tidak memposisikan ini lawan, ini kawan, siapa yang mendapatkan manfaat? Bangsa ini, kita semuanya. Kita rindu pada pikiran-pikiran seperti itu," katanya.

"Kalau nggak ya kita salah, pers juga salah, ada fungsi peran kita kan buat mengedukasi, kalau nggak kita bahaya, saya ingatkan waktu apel siaga mungkin kalian ingat musuh kita bersama itu bukan diantara kita satu sama lain atas perbedaan pilihan, atas dasar dasar perbedaan-perbedaan yang memang sudah kita memiliki sebagai keniscayaan. Musuh kita itu kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan terus terang aja kita musuh kita kemunafikan itu. Kan ini yang mau capai ke depan, nah ini peran kita bersama lah," sambungnya.

(***)