Menu

Mengenal Salah Satu Penyebab Demokrasi Indonesia yang Kerap 'Penyakitan'

Azhar 25 Jul 2023, 10:37
Ilustrasi demokrasi. Sumber: detik.com
Ilustrasi demokrasi. Sumber: detik.com

RIAU24.COM - Direktur Riset Trust Indonesia Research and Consulting Ahmad Fadhli menilai pergerakan poros koalisi partai politik yang saling intip calon wakil presiden (cawapres) yang akan diusung lawan pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 dapat membuat demokrasi Indonesia tidak sehat.

"Saling intip saya pikir itu terlalu murah. Karena itu sangat merugikan sekali dan tidak sehat untuk demokrasi," sebutnya dikutip dari inilah.com, Selasa 25 Juli 2023.

Menurutnya, yang harus dilakukan adalah parpol tetap fokus dengan kualitas SDM yang dimiliki.

"Yang harus dilakukan adalah fokus dengan SDM masing-masing, karena itu sangat merugikan sekali dan tidak sehat untuk demokrasi (saling intip capres)," sebutnya.

"Apakah masing-masing poros koalisi masih saling intip cawapres yang akan diusung? saya kira kalau sudah deal masing-masing capres maupun partai pengusung yang sudah memiliki cawapres maka mereka pasti akan fokus pada pemenangan masing-masing," tambahnya.

Menurutnya, dua momentum besar di tahun 2024 seperti pemilihan legislatif (pileg) dari tingkat pusat sampai kabupaten/kota dan pilpres akan membuat poros koalisi sibuk dengan urusan internal masing-masing.

Mereka bisa melakukan upaya menambah dukungan untuk meningkatkan perolehan suara. Serta memilih kontestan yang akan maju menjadi calon anggota legislatif.

"Notabene ini adalah dua hajatan besar, oleh karena itu mereka berkoalisi sekaligus juga ingin menambah pundi-pundi pemenangan terhadap partai dan suara mereka masing-masing," sebutnya.

Poros koalisi saat ini juga akan fokus memilih sosok-sosok yang memiliki elektoral, tujuannya untuk mengumpulkan banyak suara untuk menembus parliamentary threshold.