Menu

Kisah Sukses Ridi: Dulu Jual VCD, Ridi Kini Raup Rp 1,6 M/Bulan Sejak Bergabung Dengan RAPP

Devi 8 Aug 2023, 11:25
Kisah Sukses Ridi: Dulu Jual VCD, Ridi Kini Raup Rp 1,6 M/Bulan Sejak Bergabung Dengan RAPP
Kisah Sukses Ridi: Dulu Jual VCD, Ridi Kini Raup Rp 1,6 M/Bulan Sejak Bergabung Dengan RAPP

RIAU24.COM - Ketekunan dan kemandirian yang dimiliki Ridi (39) membawanya pada kesuksesan di dunia bisnis. 

Memiliki keluarga yang berkecukupan tak membuat Ridi merasa nyaman dan mengandalkan uang dari orang tua.

Sejak kuliah, ia telah memiliki usaha sendiri melalui penyewaan kaset VCD. 

Bisnis itu ia tekuni semasa kuliah semester 3 di usia 20 tahun (1998) hasil modal nekat menggadaikan surat tanah.

"Jadi waktu itu dapat kiriman kuliah. Kiriman ini kurang, jadi berfikir gimana supaya dapat income," ujar pria bernama lengkap Abu Mansyur Matridi tersebut kepada detikFinance, di Pelalawan, Riau.

Karena ingin mendapatkan uang tambahan, Ridi akhirnya memutuskan untuk membuka usaha sendiri. 

Bermodal Rp 15 juta dari menggadai surat tanah milik orang tua, ia berani membuka jasa penyewaan VCD.

Dari usaha tersebut, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp 80 ribu hingga Rp 120 ribu per hari. Dengan ketekunannya ia bisa menebus kembali surat tanah yg digadaikan dan mempekerjakan satu orang karyawan.

Usahanya hanya berlangsung hingga tahun 2000, seiring dengan banyaknya orang yang menyewakan VCD dan juga beredarnya kaset bajakan di pasaran.

Kemudian pada 2003, Ridi lulus dari Universitas Islam Riau. 

Setelah itu ia menjadi kontraktor untuk pemerintahan yang menggarap proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan.

Dari situ ia bisa mengantongi penghasilan Rp 6-7 miliar per tahun. Namun Ridi mengakui bahwa prospek di jasa kontraktor bersifat temporer.

"Jadi kerja sebagai kontraktor itu by kontrak. Misalnya proyek rumah selesai, kontraknya selesai. Saya berfikir supaya saya dapat pekerjaan yang kontraknya continue," ujar Ridi.

Pada 2009, ia bekerja sama dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) sebagai supplier tenaga kerja untuk pembibitan pohon akasia. 

Meski kerja sama memiliki jangka selama setahun, namun kontraknya mendapatkan pembaruan setiap tahunnya.

Di awal ia bergabung, Ridi, sanggup mengantongi penghasilan Rp 120 juta per bulan. Saat itu jumlah tenaga kerja yang berhasil ia serap sebanyak 60 orang.

Seiring dengan banyaknya kebutuhan akan tenaga kerja untuk pembibitan di RAPP, kini ia bisa menambah tenaga kerja kurang lebih Rp 450 orang dan mengantongi penghasilan hingga Rp 1,6 miliar per bulan.

"Awal gabung 60 (orang). Kalau omzet pertama gabung itu hanya sekitar Rp 120 juta. Alhamdulillah sekarang omzet per bulannya Rp 1,6 miliar," ungkapnya.

Membangun sebuah usaha tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi membangun bisnis yang besar. 

Abu Mansyur Matridi, warga Pelalawan asal Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan ini mengatakan awal merintis usaha, ia mengaku mengalami kerugian besar. 

Sempat tidak optimis membangun usahanya yang saat ini bernama PT Arta Veda yang bergerak di bidang pembibitan akasia yang memperkerjakan sekitar 500 orang.

Namun ia dirangkul menjadi mitra bina PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Sejak itu, ia banyak belajar untuk mengelola perusahaan yang ia dirikan.

"RAPP sangat serius dalam membimbing para mitra binanya. Perusahaan ini tidak membiarkan para mitra binanya mengalami kerugian. RAPP menginginkan bisa berkembang bersama-sama,'' kata Ridi, sapaan akrabnya.

Ridi kini menjabat sebagai Direktur PT Artha Veda yang ia dirikan pada 2012. 

Setiap tenaga kerja yang berada di bawah naungannya mendapatkan gaji sesuai UMK.

Bakat berbisnis yang Ridi miliki, diakuinya berasal dari lingkungan keluarga yang memang mayoritas wirausaha.

"Latar belakang keluarga jadi seperti saya kakak beradik itu 9. Dari 9 itu yang karyawan hanya tiga orang selebihnya pengusaha, tapi mereka ada bisnisnya juga," kata Ridi.  

Namun, belakangan ini, ia resah dengan isu dicabutnya izin operasional PT RAPP dari media massa. 

Bahkan, para karyawannya yang merupakan warga Pelalawan juga sampai mengubungi Ridi untuk memastikan apakah benar kabar tersebut. 

"Mereka ada yang sampai datang ke kantor, ada yang menelpon saya. Apakah berita itu benar, mereka cemas kehilangan pekerjaannya. Jujur, saya sendiri bisa mengalami kerugian milyaran rupiah," ujar Ridi.

Dituturkan Ridi, para karyawan cemas karena mereka takut akan kehilangan pekerjaan. Mereka bingung akan bekerja dimana dan bagaimana menafkahi keluarga dan anak-anak mereka.

"Banyak orang yang menggantungkan hidupnya di industri ini. Bukan segelintir orang, tapi ratusan orang," kata Ridi. ***