Ibu-ibu Merapat! Begini Temuan Studi soal Dampak Screen Time pada Balita
RIAU24.COM - Menyibukkan balita dengan memberinya screen time daily seperti bermain ponsel atau tablet mungkin tampak sederhana.
Akan tetapi, hal tersebut bisa memperlambat tumbuh kembang mereka.
Studi baru menemukan bahwa screen time yang lebih lama pada balita usia 1 tahun berkaitan dengan keterlambatan perkembangan dalam komunikasi serta pemecahan masalah bagi balita berusia 2 sampai 4 tahun. Para ahli mengatakan, membatasi screen time pada balita dapat mendukung perkembangan mereka.
Jurnal JAMA Pediatrics menjelaskan balita berusia satu tahun yang memiliki screen time lebih lama lebih tinggi berisiko mengalami keterlambatan perkembangan dalam komunikasi dan pemecahan masalah pada usia 2 dan 4 tahun.
"Penelitian ini menambah bukti bahwa peningkatan screen time (pada balita dan anak kecil), berkontribusi pada keterlambatan perkembangan di berbagai bidang. Seperti keterampilan komunikasi, keterampilan memecahkan masalah, dan keterampilan sosial," ujar Dr. Christina Johns, dokter gawat darurat anak dan penasehat medis senior di PM Pediatric Care yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut dikutip dari Healthline.
Penelitian tentang keterlambatan perkembangan pada usia dua dan empat tahun ini melibatkan 7.097 anak-anak beserta orang tuanya yang direkrut dari 50 klinik kebidanan dan rumah sakit di Jepang antara tahun 2013 dan 2017. Orang tua melaporkan berapa banyak screen time yang diizinkan untuk anak mereka yang berusia satu tahun di setiap harinya, termasuk TV (televisi), DVD (Digital Versatile Disk), video game, ponsel dan tablet.
Kemudian ketika anak mereka berusia 2 dan 4 tahun, orang tua menanggapi kuesioner yang menilai perkembangan anak mereka di beberapa bidang komunikasi motorik kasar, motorik halus, pemecahan masalah dan keterampilan pribadi serta sosial.
Mereka yang memiliki dua kali screen time empat jam bahkan lebih per harinya pada usia 2 tahun, dua kali lebih mungkin mengalami keterlambatan dalam komunikasi dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Selain itu dengan screen time dan usia yang sama juga memiliki kemungkinan hingga dua kali lebih besar untuk mengalami keterlambatan dalam keterampilan motorik halus dan keterampilan pribadi serta sosial.
Sedangkan pada usia 4 tahun, peningkatan risiko keterlambatan tetap hanya pada keterampilan komunikasi dan pemecahan masalah.
Faktor-faktor lain seperti genetika, pengalaman negatif termasuk pelecehan atau penelantaran, dan faktor sosial ekonomi juga mempengaruhi perkembangan pada anak.
Dalam studi baru menyebutkan, orang tua yang cenderung lebih muda, belum pernah melahirkan sebelumnya, memiliki pendapatan rumah tangga yang lebih rendah, memiliki tingkat pendidikan lebih rendah serta mengalami depresi pasca persalinan memiliki anak-anak dengan screen time yang lebih lama.
Salah satu kekurangan dalam penelitian ini yakni, tidak memiliki rincian tentang jenis screen time yang terpapar pada anak-anak serta data apakah orang tua menonton konten tersebut bersama anak.
Beberapa penelitian menunjukkan, tidak semua jenis screen time memiliki efek yang sama pada perkembangan anak. Sebuah meta-analysis dari sumber tepercaya yang melibatkan penelitia dengan anak-anak di bawah usia 12 tahun menemukan bahwa screen time yang dihabiskan untuk konten pendidikan berkaitan dengan peningkatan keterampilan bahasa, dibandingkan dengan jenis penggunaan screen time lainnya. Selain itu orang tua yang melihat konten bersama anak mereka juga memiliki efek menguntungkan pada kemampuan bahasa. ***