Menu

Putin Buka-Bukaan Soal Berakhirnya Perang Lawan Ukraina Berakhir 

Zuratul 17 Sep 2023, 22:26
Putin Buka-bukaan Soal Berakhirnya Perang Lawan Ukraina Berakhir. (X/Tangkapan Layar)
Putin Buka-bukaan Soal Berakhirnya Perang Lawan Ukraina Berakhir. (X/Tangkapan Layar)

RIAU24.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan prediksi soal akhir dari perang melawan Ukraina. 

Hal tersebut ia sampaikan dalam sebuah forum Ekonomi Timur yang diselenggarakan di Vladivostok, baru-baru ini.

Putin menyebut serangan balasan Ukraina terhadap pasukan Rusia sejauh ini gagal dan tentara Ukraina menderita kerugian besar. 

Pasalnya tercatat sebanyak 71 ribu pasukan telah gugur dalam serangan tersebut.

"Hanya ketika Ukraina sudah kehabisan tenaga, peralatan dan amunisi barulah mereka bisa membicarakan perdamaian," katanya saat menjawab pertanyaan dari presenter televisi Rusia yang bertindak sebagai moderator, dikutip dari Reuters, Minggu (17/9/2023).

Putin membeberkan banyak calon mediator yang bertanya kepadanya apakah Rusia siap menghentikan pertempuran. 

Ia pun memberikan respon bahwa pihaknya hampir tidak bisa melakukan itu ketika menghadapi serangan balasan Ukraina.

"Agar ada peluang perundingan, Ukraina pertama-tama harus membatalkan larangan hukum yang diberlakukan sendiri terhadap perundingan perdamaian dan menjelaskan apa yang diinginkannya," jelas presiden yang juga mantan anggota KGB itu.

Rusia menguasai sekitar 18% wilayah Ukraina, termasuk Krimea yang dianeksasi pada tahun 2014.

Moskow kemudian mengambil beberapa wilayah Timur dan Selatan negara itu setelah menyerang Ukraina pada 24 Februari tahun lalu dalam apa yang disebutnya operasi militer khusus.

Perang ini telah menimbulkan kehancuran di kota-kota dan pedesaan. 

Perang juga telah menewaskan atau melukai ratusan ribu pejuang dan warga sipil.

Putin sendiri menambahkan bahwa ia tidak melihat pemilu AS tahun depan sebagai bentuk sentimen eskalasi, meski Washington kemungkinan mendapatkan pemimpin baru. 

Baginya, AS memandang Rusia sebagai musuh yang nyata.

"Tidak akan ada perubahan mendasar dalam arah kebijakan luar negeri Rusia, tidak peduli siapa presiden terpilih."

(***)