Menu

Zelensky Tuduh Rusia Dorong Dunia ke Perang Terakhir

Riko 20 Sep 2023, 15:59
Volodymyr Zelensky (net)
Volodymyr Zelensky (net)

RIAU24.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, hadir di majelis umum PBB. Dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, telah menuduh Rusia mendorong dunia menuju perang terakhir. Dia lantas menyuarakan kekhawatiran tentang serangan senjata nuklir oleh rezim Presiden Vladimir Putin yang berkuasa di Rusia. 

Dalam pidatonya 14 menit di hadapan Majelis Umum PBB di New York, Zelensky mengeklaim bahwa Moskow menggunakan segala hal mulai dari makanan, energi, hingga anak-anak dalam perang melawan Ukraina.

 "Abad ke-20 mengajarkan dunia untuk menahan diri dari penggunaan senjata pemusnah massal, tidak menyebarkan, tidak memperbanyak diri, tidak mengancam dan tidak melakukan uji coba, namun mendorong pelucutan senjata nuklir sepenuhnya,” kata Zelensky, seperti dikutip Sindonews dari AFP, Rabu (20/9/2023). 

“Sejujurnya, ini adalah strategi yang bagus tetapi ini bukan satu-satunya strategi untuk melindungi dunia dari perang terakhir," ujarnya. 

Dia menceritakan bagaimana Kyiv menyerahkan persenjataan nuklirnya pada akhir Perang Dingin setelah menerima jaminan keamanan dari Rusia dan Barat. "Namun para pemimpin dunia kemudian memutuskan bahwa Rusia harus menjadi pemegang kekuasaan tersebut," katanya.

"Sejarah menunjukkan bahwa Rusia-lah yang paling pantas menerima perlucutan senjata nuklir pada tahun 1990an dan Rusia layak mendapatkannya sekarang,” papar Zelensky. "Teroris tidak berhak memiliki senjata nuklir, tidak berhak," imbuh dia.

Dia mengatakan militerisasi Kremlin terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina timur telah secara efektif mengubah pembangkit listrik tersebut menjadi “bom kotor”.

Zelensky menambahkan: “Sementara Rusia mendorong dunia menuju perang terakhir, Ukraina melakukan segalanya untuk memastikan bahwa setelah agresi Rusia, tidak ada seorang pun di dunia yang berani menyerang negara mana pun. 

Persenjataan harus dibatasi, kejahatan perang harus dihukum, orang-orang yang dideportasi harus kembali ke rumah mereka dan penjajah harus kembali ke tanah mereka sendiri."