Bukan Hanya Malaysia, Ternyata Negara Ini Juga Klaim Batik sebagai Kebudayaannya
RIAU24.COM - Hari Batik Nasional diperingati setiap 2 Oktober.
Pada tahun ini, Hari Batik Nasional jatuh pada Senin (2/10/2023).
Penetapan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional ternyata bukan tanpa alasan.
Hari Batik Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 sebagai tindak lanjut dari pengakuan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) milik Indonesia oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 2 Oktober 2009.
Namun, perjalanan batik saat sebelum dan sesudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda milik Indonesia tidaklah mudah.
Sebab, Batik tidak hanya sekali diklaim sebagai kebudayaan dari negara lain. Berikut rangkumannya.
1. Batik Diklaim Malaysia, Pemerintah RI Bertindak
Pada sekitar 2008 silam, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh sikap Malaysia yang menyebutkan bahwa batik adalah warisan kebudayaan asli Negeri Jiran.
Masyarakat Indonesia yang geram pun mendesak Pemerintah Indonesia untuk mendaftarkan batik sebagai warisan asli Indonesia ke UNESCO.
Melansir dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek RI), Pemerintah Indonesia resmi mendaftarkan batik ke dalam daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO pada 3 September 2008.
Pada 9 Januari 2009, UNESCO resmi menerima pendaftaran tersebut dan melakukan pengujian tertutup pada 11-14 Mei 2009.
Pada 2 Oktober 2009, UNESCO resmi mengukuhkan batik sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguard of the Intangible Cultural Heritage.
Setelah penetapan oleh UNESCO tersebut, kasus pengakuan batik sebagai warisan budaya asli Malaysia pun selesai.
2. Batik Diklaim sebagai Kebudayaan China
Meskipun telah ditetapkan sebagai warisan asli Indonesia oleh organisasi di bawah naungan PBB, kasus pengklaiman batik sebagai warisan budaya asli negara lain masih belum selesai.
Pada 2020 lalu, batik diklaim sebagai karya asli kelompok masyarakat China oleh salah satu media massa China, China Xinhua News.
Hal itu diungkapkan melalui twit di akun resminya (@XHNews), Minggu (12/7/2020) silam.
"Batik adalah kerajinan tradisional yang umum di kalangan kelompok etnis di Tiongkok," tulis China Xinhua News, dikutip Senin (2/10/2023).
"Dengan menggunakan lilin leleh dan alat seperti spatula, pengrajin mewarnai kain dan memanaskannya untuk menghilangkan lilin. Lihatlah bagaimana kerajinan kuno berkembang di zaman modern," lanjut twit tersebut.
Unggahan tersebut pun langsung 'diserbu' oleh warganet Indonesia.
Sebagian besar warganet Indonesia mengaku tidak setuju dengan China Xinhua News yang menggunakan kata 'batik' untuk menggambarkan kebudayaan China yang serupa dengan batik itu.
Setelah ditelusuri, mengutip dari laman Indonesia Baik, kata 'batik' berasal dari kosakata bahasa Jawa, yakni amba dan titik.
Dengan demikian, batik secara historis berasal dari Jawa, Indonesia.
3. Diklaim Miss World Malaysia
Pada 2021 lalu, Miss World Malaysia, Lavanya Sivaji, menyebutkan bahwa batik berasal dari negaranya.
Hal itu diungkapkan saat membagikan momen malam final Miss World Malaysia 2021 melalui akun Instagram pribadinya.
"Kain batik melambangkan keragaman di antara orang Malaysia dengan berbagai warna, cetakan, dan desainnya. Oleh karena itu, saya mempersembahkan kepada Anda gaun malam saya untuk Miss World Malaysia 2021 yang terbuat dari kain batik Malaysia," tulis Lavanya Sivaji melalui unggahan di Instagram.
Pernyataan tersebut pun langsung mendapatkan kecaman dari Masyarakat Indonesia.
Sejumlah warganet Indonesia menegaskan bahwa batik adalah kebudayaan asli Indonesia, bukan Malaysia.
Merespons hal tersebut, Sivaji pun langsung menyampaikan permintaan maaf.
"Saya ingin meminta maaf jika saya telah menyinggung siapa pun atas unggahan saya ini. Saya mengakui kata Batik berasal dari Jawa serta desain dan sejarahnya," tulis Sivaji dalam unggahan yang berbeda.
"Namun, tidak sedikit negara lain yang mempraktekkan unsur budaya tersebut antara lain Malaysia, Sri Lanka, India dengan desain dan motifnya masing-masing. Baik itu Malaysia, Indonesia atau negara lain, saya akan selalu merasa bangga memakai Batik," lanjutnya.
(***)