Azerbaijan Paksa Mundur Armenia Pakai Drone Israel di Nagorno-Karabakh
RIAU24.COM -Azerbaijan disebut mengalahkan Armenia menggunakan pesawat tak berawak (drone) buatan Israel saat meluncurkan dalam operasi militer di Nagorno-Karabakh.
Pertempuran itu berlangsung pada pertengahan September.
Sejumlah saksi mendengar ledakan yang kemungkinan berasal dari drone.
Penduduk di Stepanakert juga mengunggah salah satu video berisi suara deru baling-baling dan langit yang tampak abu-abu.
Pengamat pertahanan dari Applied Police Research Institute (APRI) Armenia, mengatakan suara itu merupakan Harop atau dikenal drone bunuh diri, senjata buatan Israel Aerospace Industries (IAI).
Amunisi tersebut dikenal karena suara menusuk yang dihasilkan saat mendarat.
Mantan pejabat Azerbaijan juga mengatakan mereka menggunakan drone Harop kamikaze, Hermes-450, Orbiter-K, Orbiter 1, Orbiter 2, Orbiter-3. Semua drone ini buatan perusahaan senjata Israel.
Menyoal drone ini, mantan letnan kolonel di Tentara Pertahanan Artsakh, militer republik separatis Armenia di Karabakh, mengatakan Azerbaijan terus menggunakan senjata tersebut untuk menguasai Nagorno-Karabakh.
"Drone digunakan terus-menerus [dalam perang 2020, serta dalam konflik terbaru ini," kata dia kepada CNN, Kamis (5/10).
Pasukan Azerbaijan menggunakan Harop dan drone Israel lain sepanjang perang 2020.
Azerbaijan memenangkan perang di tahun tersebut hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Mereka memperoleh kembali sebagian besar wilayah di Nagorno-Karabakh.
Lalu, pertempuran di September tahun ini, membuatseluruh Karabakh berada di bawah kendali Azerbaijan setelah berbulan-bulan diblokade.
Menurut para peneliti senjata Israel banyak yang diimpor ke Azerbaijan.
Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) mengatakan lebih dari 60 persen impor senjata Azerbaijan berasal dari Israel di rentang waktu 2017 hingga 2020.
Azerbaijan, lanjut SIPRI, juga membeli berbagai macam drone, rudal, dan mortir dari Israel antara 2010 hingga 2020.
Namun, ada beberapa hal spesifik tak diketahui mengenai sejauh mana perdagangan senjata Azerbaijan-Israel yang sedang berlangsung.
"Kami punya cukup banyak informasi sebelum tahun 2020 dan kemudian berhenti. Dan, itu tak masuk akal," kata Pieter Wezeman.
(***)