Ternyata Begini Taktik Baru Jokowi Redam Meledaknya Harga Beras
RIAU24.COM -Pemerintah terus berupaya untuk menurunkan tingginya harga beras saat ini.
Salah satu upaya baru yang mau digencarkan Presiden Joko Widodo adalah mendistribusikan beras Bulog ke penggilingan padi.
Berbeda dengan cara sebelumnya yang menggelontorkan beras ke pedagang beras, Jokowi mau beras-beras Bulog digelontorkan ke penggilingan padi.
Nantinya, beras Bulog akan dikemas ulang di penggilingan padi.
Cara ini selain untuk meredam tingginya harga beras juga meminimalisir matinya penggilingan padi yang disebabkan mahalnya harga gabah dan stok yang cukup terbatas.
Berdasarkan pantauan pada panel harga pangan yang dikelola Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras medium di pasaran kembali menggambarkan kondisi yang semakin kondusif.
Terpantau harga beras medium per 23 Oktober 2023 tercatat Rp 13.190 per kg.
Ini menandakan ada penurunan 30 poin dibandingkan harga beras sejenis di 1 Oktober 2023 yang berada di Rp 13.220 per kg.
Selanjutnya perkembangan harga beras medium IR-III di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) kembali mencatatkan adanya depresiasi.
Terpantau pada 20 Oktober 2023 harga beras di PIBC tercatat Rp 10.996 per kg.
Ini mengalami penurunan secara gradual dibandingkan harga 1 Oktober 2023 yang berada di Rp 11.331 per kg.
Adapun stok beras komersial Bulog sebanyak 200 ribu ton akan dikucurkan langsung ke penggilingan padi secara nasional.
Pemerintah berharap dengan cara ini, harga beras kembali ke Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Untuk percepatan stabilisasi harga, sudah kami siapkan 200 ribu ton ke penggiling padi pengusaha, tetapi bukan pedagang. Nanti harganya sama-sama kita siapkan. Ini supaya membantu distribusi beras secepatnya ke masyarakat," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian Arief Prasetyo dalam keterangannya, Selasa (24/10/2023).
Arief juga memastikan stok beras cukup pada saat Pemilu 14 Februari 2024 mendatang.
Adapun salah satu upayanya ialah membanjiri pasar dengan beras SPHP dari Perum Bulog, termasuk ke penggilingan padi menjadi langkah tercepat.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) itu mengatakan, tugasnya adalah memastikan stok beras tersedia.
Oleh karena itu, pihaknya telah menyiapkan stok beras Bulog sebanyak 1,4 juta hingga 1,5 juta ton.
"Ini merupakan langkah tercepat yang bisa kita lakukan. Tugas Bapanas adalah memastikan stok itu tersedia dan ada jadi stok Bulog itu kita siapkan tidak boleh dibawah dari 1 juta ton. Saat ini stok Bulog ada 1,4 juta-1,5 juta ton jadi kita mau pastikan nanti saat Pemilu 14 Februari (2024), semua stok kita cukup, bahkan sampai ke 9 April," tuturnya.
Sementara itu, realisasi bantuan pangan beras tahap kedua yang dimulai sejak September 2023 lalu telah mencapai 399 ribu ton atau 66,3% per 22 Oktober 2023.
Kemudian penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sampai 22 Oktober telah mencapai sebanyak 854 ribu ton.
Terakhir, dalam bentuk Gerakan Pangan Murah (GPM) sampai 20 Oktober 2023, Bapanas bersama pemerintah daerah telah menggiatkan di sebanyak 1.133 lokasi yang tersebar di 332 kabupaten/kota.
(***)