Ilmuwan Hasilkan Obat Baru dalam Mengobati Kanker Serviks, Dapat Mengurangi Kematian Hingga 35 Persen
RIAU24.COM - Para ilmuwan telah membuat terobosan terbesar dalam pengobatan kanker serviks yang dapat mengurangi kematian sebesar 35 persen, media Inggris melaporkan pada hari Senin (23 Oktober).
Menurut sebuah laporan oleh Sky News, para ilmuwan mengatakan bahwa obat yang sudah tersedia dapat menyebabkan pengurangan 35 persen kematian yang disebabkan oleh kanker khusus ini.
Para ilmuwan dari University College London (UCL) Cancer Institute dan University College Hospital (UCLH) mengatakan bahwa kursus singkat kemoterapi induksi (IC) sebelum pengobatan standar untuk kanker serviks, kemoradiasi (CRT), dapat mengurangi tingkat kekambuhan dan kematian secara signifikan.
Percobaan menemukan bahwa setelah lima tahun, 80 persen wanita dengan kanker yang menerima IC dan CRT masih hidup dan 73 persen belum melihatnya kembali atau menyebar.
Percobaan juga menemukan bahwa pada kelompok pengobatan reguler, 72 persen dari mereka yang menderita kanker masih hidup dan 64% belum melihatnya kembali atau menyebar.
Uji coba yang berlangsung selama 10 tahun ini melibatkan 500 pasien di seluruh Inggris (UK), India, Meksiko, Italia, dan Brasil. Hasil awal dipresentasikan pada kongres European Society for Medical Oncology.
Dr Mary McCormack, peneliti utama uji coba, mengatakan ini adalah peningkatan terbesar dalam hasil kanker serviks dalam lebih dari dua dekade.
CRT telah menjadi pengobatan standar untuk jenis kanker ini, tetapi meskipun ada perbaikan dalam teknik terapi radiasi, kanker kembali pada hingga 30% kasus.
Ketika kanker dimulai di leher rahim, itu disebut kanker serviks. CDC AS mengatakan ketika kanker serviks ditemukan lebih awal, itu sangat dapat diobati dan terkait dengan kelangsungan hidup yang panjang dan kualitas hidup yang baik.
"Infeksi jangka panjang dengan beberapa jenis human papillomavirus (HPV) adalah penyebab utama kanker serviks," tambah CDC.
(***)