Populasi Negaranya Anjlok, Presiden China Sebut Harus Ada Peran Para Perempuan
RIAU24.COM - Sejumlah negara termasuk China diterpa penurunan angka kelahiran dan terancam mengalami anjlok populasi gegara banyak warganya memilih untuk tidak memiliki anak. Presiden China, Xi Jinping, kini menyoroti perempuan memiliki peran penting dan harus membentuk 'tren baru dalam keluarga' untuk mendongkrak angka kelahiran.
Dalam komentar yang diterbitkan oleh kantor berita negara Xinhua pada Senin (30/10/2023), Xi menyebut peran perempuan telah menjadi bagian dari diskusi dengan tim kepemimpinan baru Federasi Wanita Seluruh Tiongkok, yang beroperasi di bawah Partai Komunis.
Menurutnya, peran perempuan bukan hanya berkenaan dengan tindakan yang baik dalam ranah pekerjaan, melainkan juga 'keharmonisan keluarga, keharmonisan sosial, pembangunan nasional, dan kemajuan nasional'.
"(Penting untuk) secara aktif menumbuhkan budaya baru dalam pernikahan dan melahirkan anak serta memperkuat bimbingan terhadap pandangan generasi muda tentang pernikahan, persalinan dan keluarga," tutur Xi Jinping dikutip dari Reuters, Selasa (31/10).
Menurutnya, besarnya penolakan wanita di China untuk memiliki anak dipicu oleh faktor-faktor berupa biaya penitipan anak yang tinggi, hambatan karier, hingga diskriminasi gender. Juga ditegaskannya, jumlah kelahiran sangat erat kaitannya dengan tingkat perkawinan. Sebab, kebijakan resmi mempersulit perempuan lajang untuk memiliki anak.
Pada Januari tahun ini, Biro Statistik Nasional Tiongkok melaporkan penurunan populasi pertama dalam enam dekade. Disebutkannya, populasi negara tersebut mengalami penuaan dengan cepat.
Dalam dua tahun terakhir, pihak berwenang di seluruh wilayah China telah meluncurkan langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran di negara tersebut. Di antaranya, dengan memberikan insentif keuangan dan meningkatkan fasilitas penitipan anak. ***