Isu Dinasti Tak berpengaruh, Pengamat: Pemilih Yakin Penerus Jokowi adalah Prabowo-Gibran
RIAU24.COM -Isu soal politik dinasti yang dimunculkan di awal rangkaian Pilpres 2024 tampaknya tudak beperngaruh kepada pemilih Indonesia.
Pasalnya, pasangan Prabowo-Gibran yang diserang dengan isu tersebut masih memiliki tren elektabilitas tertinggi.
Hal ini ditanggapi oleh pengamat politik kebijakan publik dari Universitas Indonesia (UI), Vishnu Juwono kepada wartawan, Selasa (14/11) melansir rmol.id.
Menurutnya, meskipun Presiden Jokowi dikritik terkait politik dinasti dan dugaan cawe-cawe MK, nyatanya elektabilitas Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming tidak terpengaruh.
Hasil survei terbaru dari tiga lembaga survei Indikator, Poltracking, dan Populi menunjukkan bahwa popularitas pasangan Prabowo-Gibran melampaui 40 persen.
Dalam pertarungan head to head dengan pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran bahkan mereka mampu meraih lebih dari 50 persen dukungan.
"Para pemilih sepertinya telah diyakinkan bahwa penerus kebijakan Presiden Joko Widodo adalah pasangan Gibran-Prabowo," ujar Vishnu.
Keyakinan pemilih semakin kuat lantaran gaya pidato dan berbagai program kebijakan yang dalam bentuk kartu, yang dilakukan pasangan ini seolah didesain mirip kampanye ala Presiden Jokowi.
Vishnu menilai, popularitas tinggi Presiden Joko Widodo yang mencapai 75 persen, menjadi tantangan bagi pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin.
Apalagi keduanya merupakan pasangan yang memiliki rekam jejak lebih lengkap di pemerintahan daerah dan pusat.
Dia menyarankan agar elite partai politik pendukung kedua pasangan tersebut menghentikan upaya menyerang Joko Widodo dan Gibran.
Sebab, mayoritas masyarakat tampaknya tidak memprioritaskan hal tersebut.
"Sebaiknya pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Muhaimin segera mengkampanyekan rekam jejak mereka dan proposal kebijakan sebagai alternatif kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo," tegas Vishnu.
(***)