Menu

Kejam! Israel Geledah dan Interogasi Dokter-Pasien di RS Al Shifa

Devi 15 Nov 2023, 19:12
Kejam! Israel Geledah dan Interogasi Dokter-Pasien di RS Al Shifa
Kejam! Israel Geledah dan Interogasi Dokter-Pasien di RS Al Shifa

RIAU24.COM - Kantor media pemerintah Gaza telah memperingatkan adanya pembantaian Israel di Rumah Sakit al-Shifa setelah pasukan tentara menyerbu kompleks medis tersebut. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyebut serangan Israel terhadap rumah sakit sebagai 'kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan'.

"Tentara Israel menggerebek rumah sakit tersebut meskipun terdapat hampir 9.000 staf medis, pasien, dan pengungsi di dalam kompleks tersebut," katanya dikutip dari Al Jazeera, Rabu (15/11/2023).

Sejak Israel menyerang fasilitas kesehatan terbesar di Gaza, dokter menceritakan mencekamnya kondisi di sana. Staf medis harus menjauh dari jendela demi keselamatan mereka setelah Israel menggempur RS Al Shifa.

Salah satu dokter di RS Al Shifa, Munir al-Bursh, merekam salah satu percakapannya dengan pasukan Israel yang memanggil dokter yang bekerja di dalam fasilitas medis itu.

"Anda berada di dalam rumah sakit akan menciptakan ketakutan dan histeria di antara pasien di sini," terdengar suara al-Barsh kepada pasukan Israel.

"Semua lantai rumah sakit penuh dengan orang dari lantai satu hingga enam. Anda terus mengatakan jika ini akan menimbulkan masalah bagi Anda. Kalau mau masuk dan lihat sendiri, rumah sakitnya penuh orang. Unit penerimaan dan operasi penuh dengan pengungsi. Unit dialisis penuh dengan orang. Persalinan, radiologi dan administrasi kosong. Unit luka bakar, di sisi kanan rumah sakit, juga penuh dengan pasien dan pengungsi," bebernya.

Mohammed Zaqout, direktur rumah sakit di Gaza, mengatakan kepada Associated Press melalui telepon bahwa para pasien, termasuk anak-anak, ketakutan setelah pasukan Israel menyerbu gedung-gedung tersebut.

Menurut informasi terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza, ada sekitar 2.500 orang di dalam rumah sakit tersebut. Mereka termasuk tim medis, pasien - termasuk 600 orang yang terluka dan 36 bayi baru lahir - dan pengungsi yang berlindung di rumah sakit.

Tentara Israel juga mendirikan pos pemeriksaan elektronik [metal detector] di beberapa pintu gedung utama rumah sakit dan memanggil orang-orang yang masuk baik itu tim medis, pasien, atau korban luka, untuk melalui pos pemeriksaan itu untuk diinterogasi. ***