Menu

Canggih! Ilmuwan Inggris Kembangkan Tes Sidik Jari Buat Deteksi Kanker Payudara

Devi 5 Jan 2024, 10:29
Canggih! Ilmuwan Inggris Kembangkan Tes Sidik Jari Buat Deteksi Kanker Payudara
Canggih! Ilmuwan Inggris Kembangkan Tes Sidik Jari Buat Deteksi Kanker Payudara

RIAU24.COM -  Para peneliti di Universitas Sheffield Hallam, Inggris, mengembangkan metode testing terbaru untuk deteksi dini atau memeriksa kanker payudara. Tes tersebut dinilai dapat menggantikan peran mammogram yang cukup memakan waktu.
Sidik jari mengandung keringat dan tes ini dilakukan dengan melihat susunan molekul dari sidik jari menggunakan spektrometri massa. Alat tersebut merupakan sistem yang mengukur berat atom partikel dan molekul untuk mengidentifikasinya.

Profesor spektrometri massa forensik dan bioanalitik di Sheffield Universitas Hallam, Simona Francese sudah bekerja selama 15 tahun di ilmu forensik. Ia bekerja untuk membantu melakukan profil tersangka kriminal menggunakan sidik jari.

Namun seiring waktu berjalan, tim peneliti menemukan metode yang sama dapat dilakukan untuk memeriksa kanker payudara.

"Sebagian besar penelitian saya selama hampir 15 tahun di forensik, tetapi beberapa tahun lalu saya telah menemukan kemungkinan untuk beralih dari forensik ke diagnostik medis dengan menggunakan keringat," ucap Francese pada Reuters dikutip Jumat (5/1/2024).

Alat tes ini diharapkan bisa menawarkan pilihan testing yang lebih nyaman dan non-invasif dibandingkan dengan metode yang sudah ada seperti mammogram atau biopsi.

"Keringat mengandung banyak molekul berbeda, tapi yang kami minati adalah protein. Protein-protein tersebut dan tingkat ekspresi yang berbeda dari protein-protein, serta faktor-faktor ekspresi yang berbeda dapat memberitahu kami apakah seorang pasien memiliki patologi jinak atau mengidap kanker stadium awal atau bermetastasis," jelasnya..

"Kami menggunakan kecerdasan buatan untuk memahami data spektrometri massa tersebut," tambahnya.

Francese mengatakan temuan ini sangat menarik. Ia berharap metode ini bisa sesegera mungkin diterapkan untuk masa depan skrining kanker payudara dan mendorong lebih banyak orang untuk melakukan tes.

Meskipun demikian, Francese mengingatkan mammogram dan biopsi masih menjadi cara terbaik untuk mengidentifikasi kanker payudara.

"Ini adalah temuan menarik dan, mengingat potensi dampaknya, kita harus melakukan validasi untuk peluncuran di masa depan," pungkasnya. ***