PM Australia Albanese: Pemerintah Selidiki Klaim Badan PBB Bantu Hamas
RIAU24.COM - Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pada hari Minggu (4 Februari) mengatakan pemerintahnya sedang menyelidiki klaim bahwa staf UNRWA (Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa) terlibat dalam serangan 7 Oktober yang dilakukan oleh Hamas di wilayah Israel.
Australia adalah salah satu dari beberapa negara yang telah menghentikan pendanaan UNRWA, sumber dukungan penting bagi jutaan orang di Gaza.
"Yah, kami sedang memeriksanya, bersama dengan negara-negara lain yang berpikiran sama seperti Kanada, Inggris dan Amerika Serikat. Dan kami ingin itu diselesaikan," kata Albanese.
"Masalah di sini adalah salah satu yang sangat memprihatinkan, bahwa ini terjadi, bahwa ada beberapa keterlibatan. Dan tuduhan itu perlu diperiksa sepenuhnya untuk memastikan bahwa setiap dolar bantuan hanya untuk itu," tambahnya.
PM Australia menambahkan bahwa dia tidak ingin orang-orang benar-benar sekarat di Gaza tetapi pemerintahnya perlu memastikan uang itu dihabiskan untuk tujuan pengirimannya.
"Yah, apa yang kami lakukan adalah melalui proses-proses itu, bersama dengan sekutu kami yang berpikiran sama. Tetapi kita semua ingin melihat dukungan untuk anak-anak di Gaza tidak dapat berada dalam situasi di mana orang-orang benar-benar kelaparan dan satu-satunya organisasi yang dapat memberikan dukungan itu adalah UNRWA," kata Albanese.
Berbicara lebih lanjut dia berkata, "Ini telah didanai oleh Australia untuk jangka waktu yang lama dan didanai oleh sekutu kami yang berpikiran sama juga. Tetapi kami ingin memastikan bahwa organisasi memiliki setiap dolar untuk tujuan yang diberikan."
Sebelumnya, lebih dari selusin negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jerman, Swiss, Finlandia, Kanada, Jepang, Belanda dan Australia telah menghentikan pendanaan ke badan bantuan tersebut setelah muncul tuduhan bahwa beberapa karyawannya memiliki hubungan dengan Hamas.
Tuduhan tersebut menyebabkan UNRWA memberhentikan beberapa karyawan berdasarkan informasi yang diberikan oleh otoritas Israel. Namun, banyak negara sekarang ragu-ragu untuk melanjutkan pendanaan badan PBB dan menyerukan penyelidikan menyeluruh.
Uni Eropa, salah satu donor utama UNRWA, bulan lalu menuntut audit mendesak terhadap badan PBB untuk Palestina.
Sebuah pernyataan komisi mengatakan, “eksekutif Uni Eropa akan menentukan keputusan pendanaan yang akan datang mengingat tuduhan yang sangat serius yang dibuat pada 24 Januari terkait dengan keterlibatan staf UNRWA dalam serangan keji 7 Oktober".
Ia juga mengatakan tidak ada dana tambahan untuk UNRWA yang diramalkan hingga akhir Februari.
(***)