Sumpah Pemimpin Hizbullah untuk Israel Pasca Membunuh Warga Sipil Lebanon
RIAU24.COM - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah berjanji pada hari Jumat (16 Februari) untuk membuat Israel membayar dengan darah untuk warga sipil yang tewas di Lebanon awal pekan ini ketika ia memperingatkan bahwa kelompok itu memiliki rudal yang dapat mencapai tempat mana pun di Israel.
"Musuh akan membayar dengan darah untuk setiap anak dan wanita yang kehilangan nyawa mereka selama kebakaran lintas perbatasan di Lebanon,” kata Nasrallah, dalam pidato yang disiarkan televisi.
Dia lebih lanjut mengatakan bahwa gerakannya yang didukung Iran memiliki rudal berpemandu presisi yang dapat mencapai Eilat, di pantai Laut Merah Israel, di luar kota-kota utara yang umumnya menjadi sasaran serangan balasan.
Hizbullah, yang merupakan sekutu Hamas, telah bertukar tembakan dengan musuh bebuyutannya Israel sejak Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober.
14 Februari ternyata menjadi hari paling berdarah bagi Lebanon ketika militer Israel mengklaim bahwa mereka telah membunuh komandan Hizbullah Ali al-Debs bersama dengan wakilnya dan pejuang lain di Nabatiyeh.
Dalam serangan itu, 10 warga sipil juga tewas serta dua pejuang Hizbullah lainnya, menurut penghitungan AFP.
Nasrallah mengatakan bahwa warga sipil tewas dengan tujuan menekan Hizbullah untuk melancarkan serangan terhadap Israel, namun, mereka menekankan bahwa kelompok itu akan mengintensifkan penembakan lintas batas yang sedang berlangsung.
"Tanggapan terhadap pembantaian itu harus mengejar perlawanan (terhadap Israel) dan Hizbullah tidak akan hanya menyerang posisi (militer) dan peralatan mata-mata seperti yang telah dilakukan sebelumnya,” kata Nasrallah.
Tentara Israel mengatakan bahwa serangan itu dilakukan pada 14 Februari setelah seorang tentara kehilangan nyawanya dalam roket yang ditembakkan dari Lebanon.
Sebagai pembalasan, Hizbullah meluncurkan rentetan roket yang ditembakkan ke kota Kiryat Shmona di Israel utara dan mengatakan bahwa ini adalah tanggapan pertama mereka terhadap serangan mematikan Israel.
PBB menegaskan kembali aturan perang: lindungi warga sipil
Misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) mengimbau upaya diplomatik intensif untuk memulihkan stabilitas dan menjaga keselamatan warga sipil setelah pertumpahan darah pada hari Rabu (14 Februari).
"Kehancuran, hilangnya nyawa dan luka-luka yang disaksikan sangat memprihatinkan," kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti, mengimbau semua pihak yang terlibat untuk segera menghentikan permusuhan untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Koordinator kemanusiaan PBB untuk Lebanon Imran Riza mengatakan bahwa aturan perang jelas: pihak harus melindungi warga sipil.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan mematikan Israel dan bersumpah untuk mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB.
(***)