Menu

Waspadai Anorgasmia, Penyakit Jika Tidak Bisa Orgasme pada Perempuan

Devi 10 Mar 2024, 15:17
Waspadai Anorgasmia, Penyakit Jika Tidak Bisa Orgasme pada Perempuan
Waspadai Anorgasmia, Penyakit Jika Tidak Bisa Orgasme pada Perempuan

RIAU24.COM Anorgasmia merupakan kelainan, gangguan, atau penyakit jika tidak bisa orgasme pada perempuan. Kondisi ini sering kali membuat pasangan tidak nyaman dalam berhubungan seksual.
Tak hanya itu, jika kondisi ini dibiarkan, mungkin akan berdampak menjadi penyakit lainnya. Kenali apa itu anorgasmia, termasuk gejala, penyebab, dampak, dan penanganannya.

Apa Itu Anorgasmia?
Dilansir dari situs Cleveland Clinic, anorgasmia adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan atau tidak dapat orgasme meskipun menikmati seks atau merasa senang karena seks.

Anorgasmia juga disebut disfungsi orgasme. Meski mengalami anorgasmia, bukan berarti seseorang tak lagi memiliki keinginan berhubungan seks.

Namun, orang dengan anorgasmia mungkin merasa sedih atau tertekan secara emosional karena tidak dapat mengalami orgasme.

Gejala Anorgasmia
Dilansir dari situs Mayo Clinic, gejala anorgasmia mungkin salah satu dari kondisi di bawah ini:

  • Mengalami orgasme yang tertunda.
  • Tidak mengalami orgasme.
  • Orgasme yang lebih sedikit.
  • Orgasme yang kurang intens.

Anorgasmia juga bisa terjadi:

  • Seumur hidup, yaitu tidak pernah mengalami orgasme.
  • Baru saja memiliki masalah dengan orgasme.
  • Situasional, yaitu jika bermasalah dengan orgasme hanya dalam situasi tertentu, dengan jenis rangsangan tertentu atau dengan pasangan tertentu.
  • Secara umum, yaitu jika memiliki masalah dengan orgasme dalam situasi apa pun.

Penyebab Anorgasmia
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan tidak bisa orgasme pada perempuan, antara lain sebagai berikut:

1. Faktor Pribadi dan Psikologis

Faktor pribadi dan psikologis ini berkaitan dengan pengalaman, perilaku, latar belakang, termasuk hal-hal berikut ini:

  • Pernah mengalami pelecehan seksual di masa lalu.
  • Kurang pengetahuan tentang rangsangan atau interaksi seksual.
  • Citra tubuh yang buruk.
  • Rasa bersalah atau malu tentang seks.
  • Keyakinan budaya atau agama tertentu tentang seks.
  • Stres karena masalah keuangan atau kehilangan orang yang dicintai.
  • Mengalami masalah kesehatan mental, seperti kecemasan atau depresi.

2. Faktor Hubungan
Faktor pasangan seks bisa menjadi penyebab masalah orgasme. Ini meliputi:

  • Kurangnya keintiman emosional.
  • Adanya konflik yang belum terselesaikan.
  • Komunikasi yang buruk tentang kebutuhan dan preferensi seksual.
  • Perselingkuhan.
  • Kekerasan pasangan intim.
  • Pasangan mengalami disfungsi seksual.

3. Faktor Fisik
Kondisi fisik bisa mengganggu orgasme, misalnya sebagai berikut:

  • Kondisi kesehatan seperti diabetes, kandung kemih yang terlalu aktif, atau multiple sclerosis yang memperumit gangguan orgasme.
  • Mengalami kerusakan jaringan akibat operasi ginekologi, seperti histerektomi atau operasi kanker, dapat mempengaruhi kemampuan orgasme.
  • Konsumsi obat-obatan yang dapat menghambat orgasme, termasuk obat tekanan darah, obat antipsikotik, antihistamin, dan antidepresan.
  • Konsumsi alkohol dan rokok. Ini dapat menekan sistem saraf dan dapat menghambat kemampuan untuk mengalami orgasme.
  • Perubahan fisik yang berhubungan dengan faktor usia.

4. Gangguan Seksual
Gangguan seksual bisa menyebabkan wanita tidak bisa orgasme. Kondisi-kondisi ini meliputi:

  • Masalah dengan gairah seksual.
  • Memiliki sedikit atau tidak ada keinginan untuk berhubungan seks.
  • Nyeri akibat hubungan seksual atau rangsangan seksual lainnya.
  • Kekeringan pada vagina atau vulva.
  • Pengencangan vagina yang tidak disengaja, atau yang disebut vaginismus.

Dampak Anorgasmia
Anorgasmia tidak bisa dipandang remeh. Dilansir dari GeniusBeauty, para ilmuwan menyimpulkan bahwa wanita sebaiknya mengalami orgasme saat berhubungan seks. Sebab jika tidak, wanita yang tidak bisa orgasme bisa mengembangkan penyakit seperti mastopathy (penyakit di payudara semacam gumpalan darah) atau myoma (miom atau tumor rahim) karena stagnasi darah.

Gairah seksual meningkatkan kadar estrogen dan melonjak ke organ reproduksi. Ketika orgasme, darah yang stagnan atau darah kotor akan dibuang, sehingga tubuh bersih dari bakteri patogen.

Jika tidak mengalami orgasme, tubuh wanita akan mengalami stres, darah akan stagnan dan tertahan. Akibatnya, berbagai penyakit mudah berkembang.

Penanganan Anorgasmia
Dilansir dari Medical News Today, penanganan anorgasmia bisa bervariasi, tergantung penyebabnya. Kebanyakan, dokter akan merekomendasikan seseorang yang mengalami disfungsi orgasme untuk mencoba terapi seks atau konseling pasangan.

Terapis seks bersertifikat akan menawarkan psikoterapi yang berfokus pada masalah yang berkaitan dengan fungsi, perasaan, atau disfungsi seksual. Terapi seks dapat dilakukan secara individual atau dengan pasangan.

Sementara konseling pasangan akan berfokus pada masalah hubungan yang mungkin mempengaruhi fungsi seksual seseorang dan kemampuannya untuk orgasme.

Terapi hormon mungkin diberikan untuk beberapa wanita, terutama jika ketidakmampuan untuk orgasme bertepatan dengan dimulainya menopause.

Demikian tadi telah kita ketahui anorgasmia atau gangguan tidak bisa orgasme pada perempuan, termasuk gejala, penyebab, dampak, dan penanganannya. ***