Perusahaan Amerika Serikat Mau Bangun 'Nuklir' di Indonesia Senilai Rp17 Triliun
"Karena pertama kita memiliki kemampuan yang tinggi dari sisi kemampuan. Kita dapat beroperasi hampir 90% daripada seluruh waktu jadi kapasitas faktornya. Lalu kita juga menargetkan harga jual ini bersaing dengan PLTN Batubara di kisaran US$ 6 sen kira-kira," bebernya.
Menurut perhitungannya, dengan nilai investasi PLTN pertamanya yang juga diharapkan menjadi PLTN pertama di Indonesia.
Dengam nilai investasi Rp 17 triliun bisa menghasilkan perhitungan produksi dan pengembangan hingga US$ 1.000 per Kilo Watt (KW). Nantinya, dengan harga jual listrik US$ 6 sen dinilai sudah bisa menguntungkan.
"Jadi memang kalau kita bagi Rp 17 triliun atau itu terhadap 500 MW kita dapat kurang lebih angkanya US$ 2.500 per KW ya. Nah US$ 2.500 itu per KW memang angka yang di higher end dari PLTU Batubara. Tapi itu karena kita ada development cost. Namun demikian yang kedua, ketiga, dan seterusnya yang kita berharap juga dapat di implementasi di Indonesia, cost kita itu cuma 1.000 dolar per KW. Nah kalau 1.000 dolar per KW itu jauh lebih murah daripada PLTU batu bara," tambahnya.
Dengan begitu, dia menilai dengan PLTN bisa menghasilkan listrik yang 'bersih' juga bisa menjadi opsi bagi pemerintah maupun untuk PT PLN (Persero) untuk menyediakan sumber listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
(***)