Menu

Dugaan Serangan Cyber China Targetkan Personel Militer Inggris

Amastya 7 May 2024, 18:32
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan pemimpin China Xi Jinping /Reuters
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan pemimpin China Xi Jinping /Reuters

RIAU24.COM China diduga meretas sistem IT kontraktor Kementerian Pertahanan Inggris, media Inggris melaporkan pada Selasa (7 Mei).

Rincian pribadi personel militer Inggris menjadi sasaran serangan cyber, Financial Times melaporkan.

Sky News melaporkan bahwa peretasan itu tidak mempengaruhi jaringan pusat Kementerian Pertahanan Inggris tetapi peretas dipahami sebagai negara China.

Peretasan itu dilaporkan memengaruhi sistem IT yang berisi nama dan rincian bank dari semua personel militer reguler dan cadangan, serta beberapa ribu veteran.

Menurut Financial Times, penyelidikan awal oleh Kementerian Pertahanan tidak menemukan bukti bahwa informasi apa pun telah dihapus dari sistem IT yang diretas.

Apa selanjutnya?

Pemerintahan Perdana Menteri Rishi Sunak telah memanggil spesialis keamanan swasta negara itu untuk membantu penyelidikan kementerian pertahanan atas peretasan tersebut.

Seorang kontraktor eksternal telah diikat untuk memantau internet untuk memeriksa apakah ada informasi dari sumber yang diretas telah bocor secara online.

Sebelumnya, pemerintah Inggris secara terbuka menyalahkan China atas dua kampanye cyber yang menargetkan pengawas pemilu Inggris serta anggota parlemen.

Pusat Keamanan Siber Nasional, cabang dari badan intelijen sinyal Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ), menilai bahwa entitas siber yang berafiliasi dengan negara China sangat mungkin bertanggung jawab atas serangan terhadap Komisi Pemilihan antara 2021 dan 2022, Wakil Perdana Menteri Inggris Oliver Dowden mengatakan kepada House of Commons bulan lalu.

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan, "sama sekali tidak dapat diterima bahwa organisasi dan individu yang berafiliasi dengan negara China telah menargetkan institusi demokrasi dan proses politik kami.”

Kedutaan Besar China di London mengatakan saat itu, "Apa yang disebut serangan cyber oleh China terhadap Inggris benar-benar dibuat-buat dan fitnah jahat. Kami sangat menentang tuduhan semacam itu."

(***)