Menu

Respon Anies Baswedan soal Ucapan Luhut yang Minta Prabowo Tak Bawah Orang 'Toxic' ke Kabinet 

Zuratul 8 May 2024, 13:57
Respon Anies Baswedan soal Ucapan Luhut yang Minta Prabowo Tak Bawah Orang 'Toxic' ke Kabinet.
Respon Anies Baswedan soal Ucapan Luhut yang Minta Prabowo Tak Bawah Orang 'Toxic' ke Kabinet.

RIAU24.COM -Anies Baswedan menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. 

Luhut mengusulkan agar presiden terpilih, Prabowo Subianto tidak mengajak orang toxic ke pemerintahan.

Anies mengatakan pernyataan itu tak perlu terlalu ditanggapi.

"Saya rasa begini ya. Pikiran boleh berbeda, gagasan boleh berbeda. Tapi satu hal, hormati perbedaan itu," ujar Anies saat ditemui di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (7/5).

Anies malah mengaku dirinya menghindari penggunaan diksi-diksi yang merendahkan perbedaan pandangan.

Menurut Anies, perbedaan pandangan itu bukan sesuatu yang buruk.

"Jadi saya cenderung menghindari diksi-diksi yang memberikan label merendahkan atas perbedaan pandangan. Karena ketika kita memiliki pandangan yang berbeda, bukan berarti yang berbeda itu lebih buruk. Apalagi yang berbeda itu dianggap meracuni. Belum tentu. Justru di situlah penghargaan pada prinsip demokrasi. Dan itu yang kami khawatirkan makin hari pelan-pelan makin luntur," jelas Anies.

Lebih lanjut, Anies menyinggung cara pandang yang menyebut orang yang sepaham itu sehat, namun yang tidak sepaham itu tidak sehat. 

Ia menilai itu merupakan cara pandang yang dapat menganggu demokrasi.

"Bila Anda sepaham dengan saya, maka anda benar dan anda sehat. Tapi bila Anda tidak sepaham dengan saya, maka anda adalah tidak benar anda tidak sehat. Ini cara pandang yang bisa mengganggu demokrasi. Jadi saya cenderung untuk jangan menggunakan istilah-istilah yang bisa merusak perbedaan," kata Anies.

Menurut Anies, hal yang sehat adalah ketika sebuah rencana itu mendapat kritik. 

Hal itu, kata Anies, membuat pembuat rencana mesti memberikan penjelasan lebih dalam, argumen lebih luas bahwa rencananya itu baik untuk seluruh masyarakat.

"Cuma kadang-kadang yang berada di dalam pengambilan kebijakan itu belum tentu punya kesabaran untuk mau menjelaskan dengan lengkap," imbuh dia.

(***)