Israel Terus Menyerang, 300 Ribu Orang Tinggalkan Rafah
RIAU24.COM -Ditengah gencatan senjata yang gagal di sepakati, Israel tetap saja menyerang Rafah.
PBB pun memperingatkan invasi langsung ke Rafah di bagian selaatn yang padat penduduk itu beresiko menimbulkan bencana.
Dilansir AFP, Minggu (12/5/2024), Badan Pertahanan Sipil Gaza mengatakan ada dua orang dokter yang tewas di pusat kota Deir al-Balah akibat serangan Israel.
Selain itu, bentrokan hebat dan tembakan keras dari helikopter Israel terus terdengar di Kota Gaza.
Para saksi mata mengatakan Israel telah melakukan serangan di Rafah dekat perbatasan Mesir pada hari Sabtu (11/5) waktu setempat. Asap terlihat membubung di atas kota tersebut.
Pasukan Israel terus menyerang Rafah meski dunia mendesak gencatan senjata segera dilakukan.
Israel juga menutup jalur bantuan utama dan menghentikan lalu lintas di jalur lain.
Israel telah memperluas perintah evakuasi di Rafah timur.
Mereka juga menyebut 300.000 orang telah meninggalkan kota tersebut sejak tentara Israel mendesak orang-orang untuk meninggalkan Rafah awal pekan ini.
Warga menumpuk tangki air, kasur dan barang-barang lainnya ke dalam kendaraan dan bersiap untuk mengungsi lagi.
"Kami tidak tahu harus pergi ke mana," kata Farid Abu Eida yang bersiap meninggalkan Rafah setelah mengungsi ke sana dari Kota Gaza.
"Tidak ada tempat tersisa di Gaza yang aman atau tidak penuh sesak. Tidak ada tempat lain yang bisa kami tuju," ujarnya.
Warga disuruh pergi ke 'zona kemanusiaan' Al-Mawasi di pantai barat laut Rafah.
Hamas menuduh Israel 'memperluas serangan ke Rafah dengan memasukkan wilayah baru di tengah dan barat kota'.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan 'kami telah melenyapkan puluhan teroris di Rafah timur' dan tentara Israel mengklaim sedang memerangi 'teroris bersenjata' di perbatasan dan telah menemukan 'banyak terowongan bawah tanah'.
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan Gaza berisiko mengalami 'bencana kemanusiaan yang besar' jika Israel melancarkan operasi darat skala penuh di Rafah.
Protes terhadap perang Israel di Gaza juga menyebar ke Kontes Lagu Eurovision di Swedia.
(***)