Menu

Jangan Asal Minum Paracetamol, Migrain Malah Memburuk Jika Begini

Devi 13 Jun 2024, 18:29
Jangan Asal Minum Paracetamol, Migrain Malah Memburuk Jika Begini
Jangan Asal Minum Paracetamol, Migrain Malah Memburuk Jika Begini

RIAU24.COM Migrain umumnya memang menyerang sebagian sisi kepala saja, baik sisi sebelah kanan maupun kiri. Salah satu cara yang umum dipilih untuk meredakan sakit tersebut biasanya meminum obat pereda nyeri. Di Indonesia sendiri, ada sekitar 11 hingga 12 ribu orang per 100 ribu populasi yang memiliki riwayat sakit kepala migrain.
Spesialis neurologi dr Henry Riyanto Sofyan, Sp.N, Subsp.NN(K) mengatakan obat bukan satu-satunya cara untuk meredakan nyeri. Ada beberapa cara lain seperti menjaga pola hidup yang lebih sehat agar migrain tak lagi memburuk dan menjadi kronik.

"Pola hidup yang utama untuk pencegahan yang utama adalah pola olahraga teratur, pola makan yang sehat yang ada jamnya dan gizinya seimbang. Tidur juga yang cukup dan teratur dan yang paling mungkin juga bisa manajemen stres," ujar dr Henry dalam Webinar Migrain Perhimpunan Dokter Saraf Indonesia (Perdosni), Kamis (13/6/2024).

dr Henry menambahkan, jika memang harus meminum obat karena kondisi tertentu, sebaiknya mereka yang memiliki sakit kepala migrain mengikuti anjuran dari dokter. Di sisi lain, beberapa gaya hidup seperti mengonsumsi kafein dan merokok juga harus dikurangi, karena ini dapat memicu migrain menjadi lebih buruk.

"Minum obat sesuai dengan anjuran dari dokter dan ada keadaan-keadaan misalnya mungkin mengurangi, batasi kafein, hindari alkohol, dan berhenti merokok. Itu bisa untuk mengurangi atau mencegah frekuensi migrain atau migrainnya itu menjadi lebih buruk," tambahnya.

Dokter Henry juga mengimbau kepada mereka yang memiliki migrain untuk mewaspadai agar sakit ini tidak berkembang menjadi kronik. Hal yang bisa diupayakan adalah dengan terus melakukan konsultasi kepada dokter agar bisa mengelola migrain dengan baik.

"Karena yang namanya migrain itu dia memang bisa turun naik sesuai dengan serangan dan keadaan pasien itu sendiri. Serangannya bisa misalnya 4 kali dalam satu bulan, berubah jadi 15 kali dalam satu bulan. Biasanya kita evaluasi kepada pasien, kenapa ini bisa terjadi," kata dr Henry.


Batasan Penggunaan Obat
Terakhir, lanjut dr Henry, ada beberapa kondisi yang dinamakan Medication-overuse headaches (MOH) atau dosis obat yang berlebihan memicu sakit kepala. Karenanya, perlu untuk membatasi penggunaan obat tersebut.

"Jadi membatasi penggunaan obat itu tidak boleh lebih dari 15 hari dalam satu bulan untuk obat-obat yang sederhana kayak paracetamol atau ibuprofen yang generiknya atau obat-obat yang sifatnya kompleks kayak dalam satu obat itu ada campuran obat yang lain, nah itu dikurangi lagi dalam 10 hari penggunaan," lanjut dr Henry.

"Dikatakan sebenarnya hari ya, jadi bukan masalah dosis. Ketika dia sudah melebihi penggunaannya 10 hari atau 15 hari dalam satu bulan, selama tiga bulan maka nyeri kepalanya itu akan berubah pola atau dikatakan memburuk," sambungnya. ***