Peneliti di China Temukan Mikroplastik dalam Sperma Manusia
RIAU24.COM - Para ilmuwan dibuat khawatir oleh penemuan mikroplastik dalam tubuh manusia. Setelah sebelumnya peneliti di Amerika Serikat menemukan mikroplastik dalam jaringan testis, kini para peneliti di China juga menemukan 'benda asing' tersebut di dalam sperma yang diteliti.
Penelitian tersebut dilakukan dengan melibatkan 36 pria di pedalaman China. Hasilnya, tim peneliti menemukan pecahan plastik mikroskopis di dalam semua sampel sperma yang diterima.
Dikutip dari Science Alert, partikel polistiren (PS) merupakan jenis 'polutan' mikroplastik yang paling banyak ditemukan. Jumlahnya mencakup sepertiga plastik yang diidentifikasi dalam sampel rata-rata.
Peneliti tidak sepenuhnya yakin, namun mereka menduga bahwa pecahan polistiren, polietilen, dan PVC masuk ke dalam tubuh karena tertelan atau terhirup. Ketika polutan tersebut masuk ke dalam aliran darah, mereka bisa melewati penghalang antara darah dan testis, lalu menuju vesikula seminalis.
Peneliti melalui penelitian tersebut juga menemukan adanya spektrum sel sperma abnormal yang berenang dalam cairan mani. Banyak sel sperma yang pendek, bengkok, melingkar, atau memiliki ekor yang tidak beraturan. Beberapa sel sperma yang ada bahkan nampak kesulitan bergerak.
"Meskipun pengamatan ini menarik, namun pembentukan hubungan sebab akibat langsung antara paparan mikroplastik dan kelainan sperma masih belum diketahui," catat para peneliti.
Pada saat ini, dampak kesehatan keberadaan mikroplastik dalam tubuh masih belum diketahui secara pasti. Namun, potensi toksisitas reproduksinya membuat para ilmuwan khawatir.
Menurunnya Jumlah Sperma
Hingga saat ini, jumlah sperma menurun semakin cepat di seluruh dunia. Para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami mengapa hal tersebut bisa terjadi. Polusi kimia menjadi salah satu dugaan penyebabnya.
Sekitar 40 persen pria mengalami masalah gangguan produksi sperma karena alasan yang tidak diketahui. Beberapa ilmuwan menduga mikroplastik adalah faktor penyebab yang terabaikan.
Penelitian sebelumnya pada tikus, misalnya, menunjukkan bahwa mikroplastik dapat merusak penghalang yang memisahkan testis dari darah, sehingga mengganggu kualitas sperma. Dalam penelitian ini, ketika tikus terpapar pecahan polistiren, hal ini menyebabkan jumlah sel sperma lebih sedikit, jumlah sperma abnormal lebih tinggi, dan tanda-tanda berkurangnya aktivitas sperma.
Masih belum diketahui apakah hal ini berlaku pada manusia, namun hasilnya menekankan kebutuhan mendesak akan penelitian lebih mendalam dan kesadaran yang lebih tinggi di tengah masyarakat. ***