Gunakan Panggilan Sayang, Begini Kronologi Kasus Asusila Ketua KPU dan CAT, DKPP Ungkap Isi Chat
RIAU24.COM -Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) te\lah memperhatikan tetap Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari gegra berbuat asusila dengan salh satu anggola PPLN Den Haag, Belanda inisial CAT.
Keputusan ini dicakan dalam sidang pelanggran kode etik di Gedung DKPP, Jakarta, Rabu (3/7/2024).
Dalam persidangan itu, anggota majelis DKPP Ratna Dewi Pettalolo mengungkap kronologi kasus asusila yang terjadi di Belanda antara Hasyim dan CAT.
Ratna menuturkan bahwa Hasyim memaksa CAT selaku anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag untuk berhubungan badan.
Hal itu berawal ketika KPU menggelar kegiatan bimbingan teknis PPLN di Den Haag pada 2-7 Oktober 2023.
"Pengadu kemudian datang ke kamar hotel Teradu dan berbincang-bincang di ruang tamu kamar Teradu,” lanjut Ratna.
Pada momen itulah Teradu merayu dan membujuk Pengadu untuk melakukan hubungan badan. Pengadu terus menolak.
Namun, kata Ratna, Teradu tetap memaksa Pengadu untuk melakukan hubungan badan.
“Pada akhirnya hubungan badan itu terjadi,” ucapnya.
Kemudian, Ratna mengatakan tepat seminggu setelah kejadian tersebut, CAT mengalami gangguan kesehatan fisik.
Pada 18 Oktober 2023, CAT pun memeriksakan dirinya ke dokter umum atas gejala yang dialami.
Mendengar paparan Ratna, kuasa hukum CAT sempat menginterupsi anggota majelis DKPP itu.
Ratna terus melanjutkan pembacaan putusannya. Dia menerangkan bahwa hasil konsultasi dokter menganjurkan agar Pengadu dilakukan pemeriksaan lanjutan bersama antara CAT dan Hasyim.
CAT langsung mengirim pesan Whatsapp kepada Hasyim pada 31 Oktober 2023.
Yakni, supaya melakukan pemeriksaan kesehatan sebagaimana dianjurkan dokter. Kemudian Hasyim menjawab pesan CAT dengan kalimat mesra.
“Iyaa siap sayang," ujar Ratna membacakan balasan pesan Hasyim kepada CAT.
Ratna menyebut Hasyim lantas mengirimkan hasil pemeriksaan kesehatannya yang dilakukan di Indonesia.
Lengkap disertai dengan pesan “semoga kita sehat selalu".
Dalam sidang pemeriksaan, kata Ratna, Teradu mengakui bahwa kata 'kita' yang dimaksud dalam chat Whatsapp tersebut adalah Teradu dan Pengadu.
(***)