Menu

Studi: Spesies Ini Lebih Sehat dan Kurang Stres Selama Tahun Pertama Pandemi Covid 19

Amastya 6 Jul 2024, 21:25
Gambar representatif /net
Gambar representatif /net

RIAU24.COM - Ketika orang-orang di seluruh dunia berjuang selama pandemi virus corona (covid 19), karena mereka terpaksa tinggal di dalam rumah untuk mengekang penyebaran virus mematikan, spesies tertentu tampaknya berkembang pesat.

Dalam sebuah makalah baru, yang diterbitkan dalam Marine Environmental Research, para ilmuwan menemukan bahwa paus bungkuk Australia timur lebih sehat dan kurang stres selama tahun pertama pandemi.

Dr Jake Linsky dari Fakultas Lingkungan Universitas Queensland memimpin penelitian dari Moreton Bay Research Station.

Tujuannya adalah untuk mengukur kesehatan spesies selama masa perubahan aktivitas manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Seperti dikutip phys.org, Dr Linsky mengatakan, "Kami menggunakan foto drone dan sampel lemak untuk menilai kesehatan paus bungkuk Australia timur di perairan Minjerribah Pulau Stradbroke Utara selama migrasi mereka pada tahun 2020 dan 2021."

"Populasi ini telah membuat salah satu pemulihan paling sukses dari perburuan paus historis, jadi kami ingin menggunakan alat terbaru yang kami miliki untuk memberikan pemeriksaan kesehatan mereka," tambah Dr Linsky.

Para peneliti mengambil sampel kulit paus dan lemak menggunakan anak panah di perairan North Stradbroke Island, dekat Brisbane.

Studi ini diterbitkan pada hari Kamis (4 Juli).

Temuannya serupa dengan penelitian yang dilakukan tak lama setelah serangan teroris 11 September di World Trade Center oleh para ahli dari New England Aquarium di Boston.

Pada saat itu, pesawat dan kapal komersial terhenti setelah serangan dan para ilmuwan menemukan hormon stres yang lebih rendah di kotoran paus kanan Atlantik Utara pada minggu-minggu berikutnya.

"Ini adalah indikator penting dari penyimpanan energi yang digunakan selama migrasi tahunan yang panjang dan periode perkembangbiakan yang intens," kata Dr Linsky.

"Kami juga menggunakan perahu kecil untuk mendekati paus dan mengumpulkan sampel kecil kulit dan lemak dari sisi-sisi paus. Sampel lemak ini dianalisis untuk hormon dan ekspresi gen yang terkait dengan stres, cadangan energi dan kesehatan kekebalan tubuh," tambah Dr Linsky.

Menurut para peneliti, temuan tentang ekspresi gen memberikan kepercayaan pada teori bahwa paus mungkin bereaksi terhadap penurunan polusi di daerah makan mereka yang jauh.

Makalah ini mengatakan bahwa penelitian ini menegaskan penurunan stres paus di seluruh Samudra Selatan selama periode penelitian dan menginformasikan upaya untuk mengidentifikasi pemicu stres utama pada ekosistem laut Antartika.

(***)