Menu

Fakta Mengejutkan Kampung Mati di Bantul Jogja

Devi 9 Jul 2024, 17:54
Fakta Mengejutkan Kampung Mati di Bantul Jogja
Fakta Mengejutkan Kampung Mati di Bantul Jogja

RIAU24.COM - Viral sebuah kampung mati yang berada di Bantul, Yogyakarta. Namun, fakta sebenarnya malah bukan demikian.

Rumah-rumah tak berpenghuni dengan narasi 'kampung mati' di Bantul menarik perhatian di media sosial. Lokasi rumah-rumah kosong di Guwosari, Kapanewon Pajangan, Bantul, itu ternyata sudah dibebaskan dan akan dibangun kampus UIN Sunan Kalijaga Jogja.

Saat dimintai konfirmasi, Lurah Guwosari, Masduki Rahmad menjelaskan bahwa proses pembangunan UIN telah tercetus sejak 2013. Sedangkan pembebasan lahan berlangsung dua tahun selanjutnya

"Untuk proses pembebasan untuk kampus 2 UIN itu tahun 2015," kata Masduki, Senin (8/7/2024).

Lahan untuk kampus 2 UIN itu seluas 73 hektare. Luasan lahan tersebut terdiri dari tiga pedukuhan di Guwosari yakni Pedukuhan Pringgading, Watugedug, dan Kembangputihan.

"Memang dari luasan 73 hektare itu di dalamnya ada sekitar 10-15 rumah yang sampai hari ini sudah terbebaskan semua, atau pemiliknya mendapat ganti untung," ujarnya.

"Jadi proses pembebasan lahan UIN Sunan Kalijaga itu, rumah-rumah yang masuk di video itu masuk dalam kawasan pengembangan kampus 2 UIN," lanjut Masduki.

Karena adanya pembebasan itu, maka rumah tersebut berubah menjadi rumah kosong. Pasalnya, hak atas aset dan tanah telah menjadi milik UIN Sunan Kalijaga.

"Sehingga karena warga yang mempunyai rumah tersebut sudah mendapatkan ganti rugi, akhirnya mereka harus melepaskan hak terhadap asetnya," ucapnya.

Namun, kata Masduki, hingga kini UIN belum juga membangun gedung untuk perkuliahan. Sehingga, rumah-rumah kosong itu terkesan mangkrak.

"Sehingga aset-aset yang dimiliki dalam hal ini rumah dan bangunan-bangunan terkesan mangkrak. Terlebih warga tidak bisa memanfaatkannya lagi karena sudah dibayar oleh UIN," ujarnya.

Akan tetapi, Masduki menyebut ada beberapa rumah yang dimanfaatkan oleh UIN Sunan Kalijaga di Pringgading. Sedangkan yang viral di TikTok merupakan penampakan rumah-rumah kosong di Watugedug.

Terkait kapan penghuni terakhir di kawasan yang terkena pembebasan lahan untuk kampus 2 UIN, Masduki menyebut sebagian besar telah pindah sejak tahun 2016-2017. Namun, tahun 2019 pernah ada yang menghuni rumah-rumah tersebut.

"Kalau sebagian besar sudah pindah sejak tahun 2016-2017 itu. Tapi kalau ditanya penghuni terakhir 2019 itu ada yang tinggal di sisi barat, itu pun mereka ibaratnya hanya asal menggunakan saja, bukan pemilik aslinya," katanya.

Sempat jadi shelter Covid-19

Selain itu, beberapa rumah yang kosong sempat Masduki manfaatkan sebagai shelter COVID-19 saat pandemi. Sedangkan sekarang, Masduki memastikan bahwa sudah tidak ada lagi yang menghuni rumah-rumah tersebut.

"Saat ini sudah kosong, tidak ada warga yang tinggal di kawasan UIN. Kecuali ada satu atau dua rumah yang dimanfaatkan UIN untuk kantor sementara, sekretariat kampus 2 UIN," ucapnya.

Oleh sebab itu, secara tegas Masduki menampik jika ada desa mati di Guwosari. Menurutnya, apa yang ada di medsos hanya mendramatisir suasana.

"Tidak ada itu ('kampung mati' di Guwosari). Saya pastikan kalau mereka pindah karena sudah tidak punya hak untuk menempati rumah tersebut karena sudah mendapat ganti untung dan mereka juga sudah membangun rumah baru," pungkasnya.

Pantauan detikJogja di lokasi, tampak beberapa rumah tanpa penghuni di Pedukuhan Kembang Putihan, Guwosari. Lokasinya berada di tengah hutan jati. Suasananya pun sangat sepi.

Tidak hanya di Kembang Putihan, suasana serupa juga di Pedukuhan Watugedug, Guwosari. Bahkan, rumah-rumah kosong di Watugedug lebih banyak jumlahnya jika dilihat dari angka yang ditulis menggunakan cat semprot pada tiap dinding rumah. ***