Menu

Studi Temukan Perbedaan Otak Atlet Olimpiade dengan Orang Biasa, Ini Dia...

Devi 4 Aug 2024, 17:03
Studi Temukan Perbedaan Otak Atlet Olimpiade dengan Orang Biasa, Ini Dia...
Studi Temukan Perbedaan Otak Atlet Olimpiade dengan Orang Biasa, Ini Dia...

RIAU24.COM - Ajang Olimpiade akan selalu mempertemukan manusia-manusia terbaik yang tersebar di seluruh dunia. Atlet-atlet yang bertanding di Olimpiade adalah mereka yang terbaik dari segi apapun, termasuk otak.
Muncul sebuah pertanyaan tentang apa yang membedakan otak para atlet Olimpiade dengan 'manusia biasa' dan mengapa mereka selalu lebih unggul?

Sebuah studi cross-sectional di tahun 2019 yang dipimpin para ilmuwan di Northwestern University, Amerika Serikat mengungkap para atlet dari berbagai tim olahraga memiliki fitur sistem saraf yang berbeda dari orang biasa.

Berdasarkan pembacaan gelombang otak, para atlet level tertinggi memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengabaikan kebisingan di sekitar. Hal ini membuat mereka memiliki tingkat kefokusan yang lebih tinggi dari orang biasa.


Bukan hanya suara. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2018, membuktikan petenis di level tertinggi mampu memperpanjang momen fokus visual. Kemampuan ini disebut 'quiet eye' dan mampu membuat pukulan mereka lebih akurat.

Tindakan motorik sebagian besar dikoordinasikan oleh lapisan luar otak, atau korteks. Diketahui, para perenang elit selevel Olimpiade memiliki korteks yang lebih tebal dari orang-orang normal.

Jalur antara daerah kortikal dan gugusan neuron di otak depan yang dikenal sebagai striatum memiliki peran penting untuk menyelaraskan rangkaian gerakan. Fitur otak ini tampaknya lebih meningkat pada atlet tingkat tinggi, sehingga mereka memiliki reaksi yang lebih tajam.

Sebagian orang memang dilahirkan dengan keadaan otak yang berbeda. Namun, banyak atlet Olimpiade yang memang sedari lahir sudah diberkahi dengan kemampuan luar biasa.

Ahli genetika dari Universitas Parma, Italia menerbitkan penelitian pada tahun 2015. Dirinya menemukan, para atlet kelas tinggi, seperti Olimpiade memiliki banyak gen dopamine active transporter (DAT) dalam tubuhnya.

Gen ini diketahui terlibat pada pengeluaran energi, hasrat kompetitif untuk mendapatkan juara, dan keberanian dalam mengambil risiko. Para atlet di level Olimpiade telah mengubah otak mereka menjadi 'mesin performa' yang mampu mendorong kemampuan tubuh untuk mencapai batasnya. ***