Menu

Suka Makan Mangga? Sebaiknya Hati-hati Jika Punya 5 Kondisi Ini

Devi 6 Sep 2024, 13:49
Suka Makan Mangga? Sebaiknya Hati-hati Jika Punya 5 Kondisi Ini
Suka Makan Mangga? Sebaiknya Hati-hati Jika Punya 5 Kondisi Ini

RIAU24.COM - Mangga memiliki kandungan nutrisi yang berlimpah. Meski demikian, buah ini tak disarankan untuk dikonsumsi berlebihan pada orang dengan kondisi medis tertentu.
Dikutip dari Healthline, mangga mengandung beragam protein, karbohidrat, serat, serta berbagai vitamin dan mineral. Satu buah mangga (165 gram) dapat mengandung nutrisi berupa:

Kalori: 99
Protein: 1.4 gram
Karbohidrat: 24.7 gram
Lemak: 0.6 gram
Serat: 2.6 gram
Gula: 22.5 gram
Vitamin C: 67 persen dari rekomendasi kebutuhan harian
Folat: 18 persen dari rekomendasi kebutuhan harian
Vitamin B6: 12 persen dari rekomendasi kebutuhan harian
Vitamin A: 10 persen dari rekomendasi kebutuhan harian
Vitamin E: 10 persen dari rekomendasi kebutuhan harian
Vitamin K: 6 persen dari rekomendasi kebutuhan harian

Kalium: 6 persen dari rekomendasi kebutuhan harian
Magnesium: 4 persen dari rekomendasi kebutuhan harian

Kandungan nutrisi itu membuat mangga punya beragam manfaat untuk kesehatan, meliputi:  

Meningkatkan imun tubuh
Melindungi jantung dari peradangan dan stres oksidatif
Melancarkan pencernaan
Mendukung kesehatan mata
Mengurangi risiko kanker tertentu

Siapa yang Tidak Bisa Sembarangan Makan Mangga?
Meski bernutrisi dan baik untuk kesehatan, kandungan tertentu dalam buah mangga bisa berpotensi memperparah gejala atau penyakit. Oleh karenanya, hati-hati saat mengonsumsi mangga jika memiliki kondisi berikut:


1. Obesitas
Kaitan antara mangga dan obesitas bervariasi di kalangan para ahli. Dikutip dari Only My Health, Chaitali Rajendra Rane, dietisien dari PD Hinduja Hospital mengatakan mangga memang bisa memicu peningkatan berat badan karena kandungan karbohidratnya yang tinggi. Karenanya, ia menyarankan untuk tidak mengonsumsi buah ini bersama dengan susu, maupun mengonsumsinya berlebihan.

Sementara itu, dikutip dari India.com, nutrisionis Rujuta Diwekar tak sepakat jika mangga dianggap penyebab obesitas. Menurutnya, makan mangga dengan porsi wajar justru dianjurkan karena buah ini kaya antioksidan sehingga membantu meningkatkan metabolisme.

2. Diabetes
Mangga memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Karenanya, pengidap diabetes perlu mengurangi konsumsi buah ini. Selain menghindari konsumsi mangga berlebihan, pasien diabetes juga sebaiknya tidak mengonsumsi mangga setelah makan karena bisa memicu lonjakan gula darah yang signifikan.

Namun demikian, pada diabetes tipe 2, Rajuta mengatakan mangga aman dikonsumsi dalam takaran sedang karena memiliki indeks glikemik rendah. Selain itu, kandungan antioksidannya juga bisa membantu mengontrol gula darah.

3. Alergi
Dikutip dari Onlymyhealth, dietisien Priya Bansal, MSc mengatakan bahwa mengonsumsi mangga tanpa dibersihkan dan dikupas sempurna bisa memicu reaksi alergi pada sebagian orang. Ini karena kulit mangga mengandung urushiol, zat yang juga ditemukan pada semak beracun.

Gejala yang muncul dapat berupa iritasi atau sensasi gatal di dalam dan sekitar mulut. Karenanya, kupas dan cuci mangga dengan baik sebelum dikonsumsi untuk meminimalisir risiko tersebut.

4. Diare
Pengidap diare juga perlu berhati-hati saat mengonsumsi mangga. Pasalnya, buah ini mengandung serat yang dapat mendorong pergerakan usus dan memicu buang air besar (BAB).

Karenanya, mengonsumsi mangga secara berlebihan dapat memperparah diare yang dialami. Dikutip dari Oncolink, pengidap diare sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 10 gram serat per hari.

5. Sakit ginjal
Pengidap penyakit ginjal tidak bisa sembarangan mengonsumsi mangga. Ini dikarenakan kandungan kalium yang ada pada buah tersebut.

Dikutip dari India.com, kalium adalah mineral yang berfungsi mengatur fungsi saraf, otot, dan keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Normalnya, mineral ini akan diproses dan dikeluarkan dari tubuh bersama dengan urine.

Tapi jika ginjal bermasalah, kalium tidak bisa diproses secara sempurna. Akibatnya, mineral ini bisa menumpuk dalam darah dan menyebabkan hiperkalemia. ***