Yen Turun ke Level Terendah 3 Bulan di Tengah Pergeseran Politik di Jepang
RIAU24.COM - Yen Jepang (JPY) telah mencapai level terendah baru dalam tiga bulan terhadap Dolar AS (USD) menyusul perubahan politik yang signifikan di Jepang.
Dalam pemilihan nasional hari Minggu, koalisi yang berkuasa Jepang menderita kehilangan mayoritas parlemen untuk pertama kalinya dalam 15 tahun, memicu kekhawatiran tentang arah masa depan kebijakan moneter negara seperti yang dirinci dalam laporan oleh FXStreet.
Laporan tersebut lebih lanjut menyatakan bahwa, ketidakpastian ini diyakini telah mempengaruhi Bank of Japan (BoJ) untuk mengadopsi pendekatan hati-hati terhadap potensi kenaikan suku bunga, sehingga memberikan tekanan ke bawah pada JPY.
Selama sesi perdagangan Asia pada hari Senin, pasangan USD/JPY melonjak melampaui pertengahan 153.00-an karena Dolar AS terus menunjukkan sentimen bullish yang kuat.
Masuknya data ekonomi positif baru-baru ini dari Amerika Serikat memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan menerapkan penurunan suku bunga yang lebih terukur dalam beberapa bulan mendatang.
Selain itu, meningkatnya spekulasi tentang potensi kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan, dikombinasikan dengan kekhawatiran mengenai peningkatan pengeluaran defisit di bawah pemerintahannya, berkontribusi pada aksi jual di Treasury AS.
Skenario ini telah membantu USD mempertahankan kekuatannya di dekat level tertinggi sejak akhir Juli.
Partai Demokrat Liberal memberikan kinerja yang lemah
Di depan domestik, hasil pemilu menunjukkan bahwa Partai Demokrat Liberal (LDP) pimpinan Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan mitra koalisinya, Komeito, hanya mengamankan 215 dari 465 kursi majelis rendah, kurang dari 233 yang dibutuhkan untuk mayoritas dan turun dari 279 sebelumnya.
Hasil ini telah meningkatkan keraguan tentang kapasitas BoJ untuk terus menaikkan suku bunga, yang mengakibatkan pembukaan bearish untuk Yen.
Ketegangan geopolitik juga memengaruhi dinamika pasar.
Selama akhir pekan, Israel melakukan serangan militer yang tepat pada sasaran di Iran sebagai pembalasan atas serangan rudal baru-baru ini, meskipun Iran telah mengindikasikan kesediaan untuk menahan diri dari tindakan pembalasan jika kesepakatan gencatan senjata tercapai mengenai Gaza dan Lebanon.
Perkembangan ini telah meredakan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di wilayah tersebut.
Dari sudut pandang teknis, pasangan USD/JPY baru-baru ini menembus Simple Moving Average 200 hari dan melampaui level Fibonacci retracement 61,8 persen dari penurunan sebelumnya.
Penembusan ini telah membuka pintu untuk potensi kenaikan melampaui angka 154.00, dengan target ditetapkan menuju 154.35-154.40.
Namun, Relative Strength Index (RSI) menunjukkan bahwa pasangan dapat memasuki wilayah overbought, menunjukkan bahwa trader harus tetap berhati-hati dan mempertimbangkan untuk menunggu fase konsolidasi atau kemunduran sebelum mencari peluang lebih lanjut.
Dukungan langsung diperkirakan di sekitar 153.20-153.15, sementara penurunan yang signifikan dapat membuat pasangan ini menguji angka 152.00.
Pelaku pasar dan investor global akan mengikuti perkembangan ini dengan cermat dan membuat keputusan investasi yang tepat tergantung pada bagaimana ekonomi AS dan Jepang berkembang dan berkembang ke depan.
(***)