Lebih Dari 50 Sandera Israel yang Dibebaskan Mendesak Netanyahu Untuk Menerapkan Kesepakatan Gaza

RIAU24.COM - Lebih dari 50 sandera Israel yang dibebaskan mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk sepenuhnya menerapkan kesepakatan gencatan senjata Gaza dan mengamankan pembebasan mereka yang masih ditahan di wilayah Palestina.
"Kami yang telah mengalami neraka tahu bahwa kembalinya perang mengancam jiwa bagi mereka yang masih tertinggal," kata sekelompok 56 sandera yang dibebaskan dalam sebuah surat yang diposting di platform media sosial Instagram pada Jumat malam.
"Implementasikan perjanjian secara penuh, dalam satu manuver tunggal," tambah mereka.
Di antara mereka yang menandatangani surat itu adalah Yarden Bibas, yang istri dan dua putranya meninggal saat ditawan di Gaza.
Permohonan mereka datang ketika Hamas merilis video yang menunjukkan sandera Israel Matan Angrest hidup-hidup, rekaman yang menurut keluarganya telah membuat mereka terguncang.
Dalam rekaman itu, Angrest, yang berusia 22 tahun pada November, juga menyerukan kepada pihak berwenang Israel untuk menerapkan fase kedua dari kesepakatan gencatan senjata Gaza.
Fase pertama gencatan senjata Gaza berakhir pada 1 Maret setelah enam minggu relatif tenang yang mencakup pertukaran sandera Israel dengan tahanan Palestina, meskipun permusuhan belum dilanjutkan.
Sementara Israel mengatakan ingin memperpanjang fase pertama hingga pertengahan April, Hamas telah bersikeras pada transisi ke fase kedua, yang akan mengarah pada akhir perang secara permanen.
Dari 251 sandera yang diambil oleh militan Palestina selama serangan 2023 terhadap Israel, 58 masih berada di Gaza, termasuk 34 yang menurut militer Israel tewas.
Pada hari Sabtu, delegasi tingkat tinggi Hamas diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan pejabat Mesir mengenai fase kedua gencatan senjata, dua pejabat senior Hamas mengatakan kepada AFP sehari sebelumnya.
"Delegasi akan bertemu dengan pejabat Mesir pada hari Sabtu untuk membahas perkembangan terbaru, menilai kemajuan dalam menerapkan perjanjian gencatan senjata, dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan peluncuran fase kedua kesepakatan," kata seorang pejabat kepada AFP.
Selama pembicaraannya dengan mediator Mesir, delegasi Hamas akan menuntut agar Israel menerapkan perjanjian, memulai negosiasi untuk fase kedua, dan membuka penyeberangan perbatasan untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Kelompok militan Palestina menginginkan kesepakatan komprehensif yang memastikan gencatan senjata permanen dan lengkap," kata pejabat lainnya.
Dia mengatakan tuntutan Hamas untuk fase kedua termasuk penarikan penuh Israel dari Gaza, mengakhiri blokade, rekonstruksi wilayah, dan dukungan keuangan berdasarkan keputusan KTT Arab minggu ini di Kairo.
Dia juga mengatakan bahwa Hamas siap untuk menegosiasikan pertukaran tahanan untuk membebaskan semua tahanan Israel, termasuk mereka yang memiliki kewarganegaraan Amerika.
(***)