Menu

Donald Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran untuk Bahas Kesepakatan Nuklir 

Zuratul 8 Mar 2025, 19:56
Donald Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran untuk Bahas Kesepakatan Nuklir.
Donald Trump Kirim Surat ke Pemimpin Iran untuk Bahas Kesepakatan Nuklir.

RIAU24.COM - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa ia ingin merundingkan kesepakatan nuklir dengan Iran dan telah mengirim surat kepada pemimpin negara tersebut. 

Trump mengatakan bahwa ia berharap negara Republik Islam tersebut akan setuju untuk berunding.

"Saya katakan saya harap Anda akan berunding, karena itu akan jauh lebih baik bagi Iran," kata Trump dalam wawancara dengan Fox Business Network yang disiarkan pada hari Jumat (7/3) waktu setempat, dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (8/3/2025).

"Saya pikir mereka ingin mendapatkan surat itu. Alternatif lainnya adalah kita harus melakukan sesuatu, karena Anda tidak dapat membiarkan senjata nuklir lainnya," ujar Trump.

Tidak ada tanggapan langsung dari kementerian luar negeri di Iran atas permintaan komentar mengenai pernyataan Trump tersebut.

"Ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan," kata Trump. "Saya lebih suka membuat kesepakatan, karena saya tidak ingin menyakiti Iran. Mereka orang-orang hebat," imbuhnya.

Surat itu tampaknya ditujukan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Gedung Putih belum memberikan pernyataan mengenai surat itu.

Trump telah mengubah kebijakan luar negeri AS setelah kembali menjabat sebagai presiden pada bulan Januari lalu. 

Dia mengambil sikap yang lebih lunak terhadap Rusia, yang telah membuat sekutu Barat waspada saat ia mencoba menjadi penengah untuk mengakhiri perang tiga tahun Rusia-Ukraina.

Sebelumnya pada tahun 2018, Trump telah menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, sebuah perjanjian multinasional untuk mencegah Iran memproduksi senjata nuklir, setahun setelah masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.

Ia mengatakan pada bulan Februari lalu, bahwa ia ingin membuat kesepakatan dengan Iran yang mencegah negara itu mengembangkan senjata nuklir.

(***)