Menu

Atasi Karhutla Di Provinsi Riau, BRG Aktifkan Dua Operasi Pembasahan

TIM BERKAS 36 26 Mar 2019, 15:21
Karhutla di provinsi riau (dok.riau24)
Karhutla di provinsi riau (dok.riau24)

RIAU24.COM - Guna mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) di beberapa wilayah Provinsi Riau saat ini, membuat semua pihak dituntut untuk waspada terhadap potensi tingginya kebakaran lahan gambut yang terbilang cukup tinggi.

Untuk itu Badan Restorasi Gambut (BRG) akan segera melakukan pencegahan, berdasarkan Sistem Pemantauan Air Lahan Gambut atau SIPALAGA dari Badan Restorasi Gambut, potensi Riau mengalami kebakaran gambut terbilang cukup tinggi dengan banyaknya titik yang mengindikasi Titik Muka Air (TMA) yang rendah.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan BRG, Alue Dohong mengatakan, BRG telah melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi Riau khususnya dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau dan Tim Restorasi Gambut Daerah untuk meningkatkan upaya-upaya pembasahan lahan agar lahan gambut tetap basah dan tidak menjalarkan api kebakaran ke titik-titik lainnya.

“Hasilnya rapat koordinasinya, tahun 2019 ini untuk mengatasi karhutla ini akan dibuatkan dua operasi. Yang pertama yaitu Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar (OPCLGT) dan kedua Operasi Pembasahan Lahan Gambut Rawan Kebakaran (OPLGRK),” sebut Alue Dohong, Selasa (26/3/2019). 

Ia menyebutkan untuk angggarannya bernilai Rp 1,3 Miliar yang bersumber dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), lalu dari Tugas Pembantuan senilai Rp 890 Juta dan DIPA BRG sendiri senilai Rp 410 Juta.

Alue menuturkan bahwa kebutuhan pembasahan gambut di Provinsi Riau untuk dilakukan setelah alat sistem pemantau air lahan gambut (SIPALAGA) yang terpasang dan tersebar di seluruh Riau mengindikasikan tingginya potensi karhutla di wilayah itu. Hal itu ditandai dengan banyaknya titik yang mengindikasi Titik Muka Air (TMA) yang rendah.

Sejauh ini pihak BRG telah memasang 47 alat pemantau tinggi muka air (TMA) di Provinsi Riau yang dapat dipantau secare realtime melalui situs SIPALAGA. Berdasarkan informasi tanggal 22 Maret 2019, diketahui 46 alat menunjukkan status bahaya dan 1 alat menunjukkan status siaga.

Untuk mempertahankan tinggi muka air di lahan gambut, BRG melakukan upaya rewetting atau pembasahan lahan yang berfokus pada Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG) berupa pembangunan sumur bor, pembuatan sekat kanal, maupun penimbunan sekat kanal. 

Pembangunan sumur bor diutamakan pada daerah-daerah di dekat pemukiman masyarakat. Area-area yang diintervensi langsung oleh BRG adalah area non konsesi terutama yang pernah mengalami kebakaran di tahun 2015 atau sebelumnya.

Selain itu jug ada pemberian Pompa Apung (Floating Pump) sebanyak 3 unit untuk digunakan dalam kegiatan pembasahan dan pemadaman kebakaran.

Ketiga pompa ini diserahkan kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Riau. Selain itu, di tahun 2019 BRG telah menyerahkan 10 unit pompa operasional pembasahan gambut kepada 10 desa termasuk Desa Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kabupaten Kota Dumai yang saat ini wilayahnya tengah terjadi kebakaran.