Menu

Mengenal Lebih Dekat Balai Kerapatan Tinggi Siak, Saksi Bisu Kekuasaan Kerajaan Siak

Lina 7 Sep 2019, 18:48
 Balai Kerapatan Tinggi Siak/lin
Balai Kerapatan Tinggi Siak/lin

Di tahun 1937, balai ini direnovasi oleh pemerintah Hindia Belanda. Pintu masuk dari bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran 30.8 x 30.2 meter persegi berupa tangga yang terbuat dari beton, dengan letak pintu masuk balai kerapatan tinggi berada di tepi sungai Siak-sungai terdalam di Indonesia. Pintu keluar dari balai adalah dua buah tangga yang berbeda.

Tangga besi berada di sebelah kanan, sedangkan tangga kayu berada di sebelah kiri. Tangga kayu dan besi ini memiliki makna tertentu, jika kita dinyatakan tidak bersalah dalam persidangan, kita akan turun dari tangga besi. Sedangkan jika dinyatakan bersalah dalam persidangan, kita akan turun dari tangga kayu.

Seratus tahun kemudian bangunan ini dijadikan sebagai museum budaya dan warisan Siak. “Masuklah, tak perlu bayar. Buka sandalnya terlebih dahulu,” sambut penjaga gedung. Sepertinya, bangunan ini kalah pamor dari Istana Siak. Hanya saya sendiri pengunjung siang itu. Gedung kerapatan sendiri terdiri atas dua lantai, lantai pertama terdiri dari tiga ruangan yang dahulunya berfungsi sebagai kantor dan ruang Tuan Kadi kerajaan. Sekarang,tiga ruangan ini difungsikan sebagai ruangan penyimpan koleksi museum.

Di ruangan tengah, yang merupakan ruang terbesar di lantai satu, terdapat koleksi parang dan alat penggiling karet menjadi lempengan. Selain itu, terdapat koleksi alat penangkap ikan seperti bubu yang digantung pada tembok bangunan yang dicat krem. Koleksi permainan rakyat yang dahulu dimainkan oleh anak-anak juga bisa dilihat di lantai satu.

Congklak (dakon) dan layang-layang adalah beberapa koleksi permainan yang ada di museum ini. Sayangnya, saat saya datang, koleksi-koleksi dari museum ini belum ditata dengan rapi, selain itu, rak-rak kayu pada ruangan di sebelah kiri dan kanan di lantai satu masih kosong, belum diisi dengan koleksi museum.

Sebelum berpindah ke lantai dua, ada sebuah pemandangan yang menarik di lantai satu. Di bagian atas dinding dinding museum. Terdapat foto-foto kegiatan dari Sultan Siak kesebelas, ayah dari Sultan Syarif Kasim II, Sultan Hassim Abdul Jalil Saifuddin yang sedang berkunjung ke Belanda saat penobatan Ratu Belanda Wilhelmina di tahun 1889 bersama Raja Kutai Kertanegara dan Raja Solo, selain itu juga terdapat foto dari Sultan Siak kedua belas, Sultan Syarif Kasim II yang menggunakan baju kebesarannya.

Halaman: 123Lihat Semua