Menu

Kunjungi PKS, Pengamat Sebut Surya Paloh Kirim Kode Keras ke Koalisi Jokowi dan Istana

Siswandi 31 Oct 2019, 09:25
Ketua Umum NasDem Surya Paloh berjabatan tangan dengan Presiden PKS, Sohibul Imam. Foto: int
Ketua Umum NasDem Surya Paloh berjabatan tangan dengan Presiden PKS, Sohibul Imam. Foto: int

RIAU24.COM -  Manuver politik Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, masih saja berlanjut. Yang terbaru, tentu saja saat Surya Paloh didampingi elite Partai NasDem, berkunjung ke PKS, Rabu (30/10/2019) petang kemarin. Tentu saja, manuver kali ini kembali mendapat sorotan, mengingat kedua partai itu berdiri pada posisi yang saling bersebelahan. 

Sejumlah pertanyaan pun muncul, terkait apa kira-kira maksud dan tujuan safari politik Surya Paloh tersebut. Dilansir detik, Kamis 31 Oktober 2019, dalam pandangan peneliti departemen politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, kunjungan Surya Paloh ke markas PKS itu tak bisa dilepaskan dari konteks politik dewasa ini.

Menurutnya, hal itu merupakan salah satu bentuk upaya NasDem dengan mengirim kode keras ke partai koalisi Jokowi dan Istana. Intinya, bisa jadi karena NasDem tidak terlalu happy dengan komposisi kabinet Indonesia Maju yang telah disahkan Jokowi. 

"NasDem mengirimkan kode keras kepada partai-partai di koalisi dan Istana, bahwa NasDem tidak terlalu happy dengan proses pembentukan kabinet," lontarnya. 

NasDem sebagai partai yang sedari awal mendukung Jokowi punya pandangan soal pentingnya 'oposisi' dalam demokrasi. Namun Partai Gerindra yang selama ini menjadi seteru Jokowi, justru masuk koalisi pemerintahan. Tak sekedar bergabung, Partai Gerindra juga langsung menerima jatah dua kursi menteri. 

Menurutnya, NasDem berani mengirimkan kode keras seperti itu karena partai pimpinan Paloh tersebut punya kontribusi besar untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. Tak hanya itu, NasDem juga punya 59 kursi di DPR atau 10,3% kursi. Jumlah kursi sebesar itu adalah posisi tawar yang baik untuk NasDem di mata pemerintahan Jokowi.

"Dia kirim pesan yang keras ke Istana dan PDIP (partai pemenang pemilu nomor 1), bahwa NasDem bisa saja menjadi suatu kekuatan penting di DPR dalam rangka melakukan kritik terhadap pemerintah," lontar Arya.

Seperti dirilis media massa, usai pertemuan dengan PKS kemarin, Paloh mengatakan setiap kemungkinan bisa terjadi dalam politik ke depannya. Termasuk kemungkinan NasDem akan berhadapan dengan pemerintah hingga bekerja sama dengan PKS.

"Bukan masalah, ada kemungkinan akan berhadapan dengan pemerintah atau tidak. Seluruh kemungkinan kan ada saja," ujarnya ketika itu. Kira-kira artinya apa ya? ***