Menu

Begitu Mendarat, Begini Perlakuan Terhadap Penumpang Penerbangan Terakhir dari Kota Wuhan, Sumber Virus Corona yang Mematikan

Siswandi 24 Jan 2020, 11:53
Penumpang terakhir dari Kota Wuhan yang mendarat di Bandara Sydney, Australia. Foto: int
Penumpang terakhir dari Kota Wuhan yang mendarat di Bandara Sydney, Australia. Foto: int

RIAU24.COM -  Kota Wuhan di China, mendadak jadi begitu terkenal di seantero dunia saat ini.  Kondisi itu tidak terlepas dari kondisi yang terjadi saat ini, di mana kota adalah sumber munculnya virus corona yang mematikan. Saat ini, Kota Wuhan telah ditetapkan sebagai kota yang diisolasi oleh pemerintah setempat. Hal itu dilakukan untuk mencegah berkembangnya virus itu ke tempat lain. 

Namun demikian, masih ada beberapa orang yang sudah terlebih dahulu keluar dari Wuhan, sebelum isolasi itu diterapkan. Yang terakhir kali lolos, adalah para penumpang yang terbang dari Wuhan menuju Sydney, Australia.

Pesawat ini meninggalkan Kota Wuhan hanya beberapa saat sebelum pemerintah China menempatkan kota itu di bawah karantina dan melarang semua pesawat lepas landas.

Dilansir cnnindonesia, Jumat 24 Januari 2020, perlakuan khusus langsung dilakukan pihak bandara, setelah penumpang asal Wuhan itu mendarat pada Kamis (23/1/2020) kemarin. 

Bukannya disambut keluarga, mereka langsung disambut pejabat biosekuriti. Hal ini dilakukan sebagai upaya global untuk mencegah penyebaran wabah.

Dilansir media setempat, para penumpang turun dari pesawat dengan pakaian lengkap dan bermasker. Mereka mengaku diberi pertanyaan oleh petugas kesehatan yang memberi tahu mereka tentang gejala virus corona baru. 

Mereka juga dibagikan selebaran yang menjelaskan bagaimana mereka harus merespons jika melihat orang yang memiliki gejala penyakit menular tersebut.

"Mereka menyarankan semua memakai masker, dan sebenarnya mereka semua sudah memakai masker, bahkan awak pesawat," kata Kevin Ouyang. Pria berusia 40 tahun inii kembali ke rumahnya di Sydney setelah perjalan bisnis ke China.

"Saya merasa semuanya normal dalam penerbangan," kata seorang wanita, dikutip dari AFP.

Kota Wuhan di China, mendadak jadi begitu terkenal di seantero dunia saat ini.  Kondisi itu tidak terlepas dari kondisi yang terjadi saat ini, di mana kota adalah sumber munculnya virus corona yang mematikan. Saat ini, Kota Wuhan telah ditetapkan sebagai kota yang diisolasi oleh pemerintah setempat. Hal itu dilakukan untuk mencegah berkembangnya virus itu ke tempat lain. 

Namun demikian, masih ada beberapa orang yang sudah terlebih dahulu keluar dari Wuhan, sebelum isolasi itu diterapkan. Yang terakhir kali lolos, adalah para penumpang yang terbang dari Wuhan menuju Sydney, Australia.

Pesawat ini meninggalkan Kota Wuhan hanya beberapa saat sebelum pemerintah China menempatkan kota itu di bawah karantina dan melarang semua pesawat lepas landas.

Dilansir cnnindonesia, Jumat 24 Januari 2020, perlakuan khusus langsung dilakukan pihak bandara, setelah penumpang asal Wuhan itu mendarat pada Kamis (23/1/2020) kemarin. 

Bukannya disambut keluarga, mereka langsung disambut pejabat biosekuriti. Hal ini dilakukan sebagai upaya global untuk mencegah penyebaran wabah.

Dilansir media setempat, para penumpang turun dari pesawat dengan pakaian lengkap dan bermasker. Mereka mengaku diberi pertanyaan oleh petugas kesehatan yang memberi tahu mereka tentang gejala virus corona baru. 

Mereka juga dibagikan selebaran yang menjelaskan bagaimana mereka harus merespons jika melihat orang yang memiliki gejala penyakit menular tersebut.

"Mereka menyarankan semua memakai masker, dan sebenarnya mereka semua sudah memakai masker, bahkan awak pesawat," kata Kevin Ouyang. Pria berusia 40 tahun inii kembali ke rumahnya di Sydney setelah perjalan bisnis ke China.

"Saya merasa semuanya normal dalam penerbangan," kata seorang wanita, dikutip dari AFP.

Tak Ditemukan 
Kepala petugas medis Australia, Brendan Murphy, mengatakan tidak ada penumpang yang sakit ditemukan dalam penerbangan itu. Tetapi Murphy menambahkan, karena masa inkubasinya, pelancong dari Wuhan perlu untuk terus memantau diri mereka sendiri untuk gejala seperti flu.

WHO sendiri mengungkapkan bahwa China akan mengambil berbagai langkah untuk mengendalikan virus corona yang mirip SARS. Langkah-langkah ini dianggap akan mematikan dan 'meminimalkan' risiko penyebaran internasional.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus memuji "langkah-langkah yang sangat, sangat kuat" yang diambil oleh China setelah Beijing mengatakan pihaknya menghentikan penerbangan dan kereta api dari Kamis keluar dari Wuhan, kota berpenduduk 11 juta orang yang merupakan pusat wabah tersebut.  ***