Menu

Pengamat: 100 Hari Kerja Jokowi, Ma'ruf Tak Menonjol dan Jago Kandang

Riko 28 Jan 2020, 14:19
Foto (internet)
Foto (internet)

"Ini Kiai Ma'ruf bahkan di pertemuan KTT (KL Summit 2019) juga tidak bisa hadir di Malaysia,"ujar Abbas mengutip dari CNNIndonesia, Senin 27 Januari 2020.

Abbas mengaku sejauh ini belum melihat sesuatu yang membanggakan dari Ma'ruf sebagai wakil presiden dengan latar belakang NU dan MUI yang membuat Indonesia dihormati dan dihargai di kalangan negara-negara Islam lainnya. Ma'ruf harusnya bisa mengambil kesempatan itu karena posisi strategis Indonesia dalam forum OKI.

"Indonesia negara yang sangat penting di OKI, dengan penduduk mayoritas, dengan peran politik yang sangat strategis, harusnya Kiai Ma'ruf mengambil kesempatan kepemimpinan itu, sejauh ini belum," tuturnya.

Ia berharap Ma'ruf bisa lebih percaya diri mengambil peran yang lebih sentral dan strategis di kalangan dunia Islam, agar tidak hanya jago kandang.

"Dugaan saya, kalau Kiai Ma'ruf tidak mampu itu, memang kapasitasnya hanya jago kandang di lingkungan Indonesia saja. Belum bisa keluar. Padahal kesempatan dia itu mantan Ketua MUI, mantan Rais Aam NU, mestinya bisa bermain di level internasional," ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan belum ada yang menonjol dari sosok Ma'ruf selama 100 hari kerjanya ini. Ujang khawatir peran minim Ma'ruf akan membuatnya disandingkan dengan sosok Wakil Presiden ke-11 Boediono yang juga tak menonjol saat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono di periode kedua 2008-2014 lalu.

Halaman: 123Lihat Semua