Menu

Bikin Terenyuh, Tukang Ojek dan Buruh di Bengkalis Sulit Cari Nafkah di Tengah Pandemi Covid-19

Dahari 12 Apr 2020, 14:42
Tidak hanya para buruh, tukang ojek dan becak motor serta becak kayuh pun yang ada di Bengkalis lebih banyak duduk termenung sambil menunggu panggilan penumpang (foto/Hari)
Tidak hanya para buruh, tukang ojek dan becak motor serta becak kayuh pun yang ada di Bengkalis lebih banyak duduk termenung sambil menunggu panggilan penumpang (foto/Hari)

RIAU24.COM - BENGKALIS- Walaupun dihantui dengan wabah virus Corona atau Covid-19, tidak membuat gentar para buruh di Bengkalis yang harus mencari nafkah demi menghidupi keluarga mereka.

Semenjak mewadahnya virus Corona ini, pendapatan mereka semakin hari semakin berkurang dan tidak mencukupi buat kehidupan sehari seharinya. Disamping itu, saat ini (mereka red,) untuk mendapatkan Rp20 ribu saja sangat sulit didapat.

zxc1

Tidak hanya para buruh, tukang ojek dan becak motor serta becak kayuh pun yang ada di Bengkalis lebih banyak duduk termenung sambil menunggu panggilan penumpang. Saat ditanya apakah sudah mendapat penumpang?, para tukang ojek inipun menjawab dari pagi sampai sekarang belum ada lagi penumpang yang memesan ojeknya.

"Belum ada mendapatkan penumpang lagi. Ekonomi sekarang 'subhanallah' sangat sulit sekali. Jangankan untuk makan, mau beli bensin saja susah," cerita Wak Suardi kepada Riau24 group, Minggu 12 April 2020.

Diutarakan Suardi, bayangkan saja, sekarang ini, jika ada satu orang penumpang akan bisa dikejar sekitar puluhan orang ojek atau becak motor.

zxc2

"Sekarang ini satu orang penumpang, bisa seratus orang yang ngejar. Sementara ini kami tidak ada gaji perbulan. Sedangkan anak mau sekolah. Kami dari masyarakat sebenarnya bukan tidak mau mengikuti peraturan pemerintah saat pandemi virus Corona ini, jika kami tidak keluar maka kami bisa terancam tidak makan, apalagi anak saya masih dua orang yang masih sekolah. Walaupun sekarang masih libur," ucapnya seraya mengatakan sekarang ini, langsung tidak ada penumpang.

"Do'a kami sebagai tukang ojek atau becak, berharap jangan sampai motor kami rusak. Dan ada musibah lainnya," ujarnya.

Terpisah, wakil Ketua F-SPTI, K-SPTI, khusus Kabupaten Bengkalis Arifin menyampaikan, sejak virus Corona melanda, dampak pendapatan buruh sangat jelas dan turun drastis.

"Dampak dari buruh sangat jelas. Dalam kehidupan buruh sehari hari, pekerjaan sebelum corona walau dibilang belum mencukupi setidaknya bisa menghidupi keluarga walau mendapat Rp40,000 perhari. Tetapi semenjak corona ini para buruh di Bengkalis sangat memperhatikan, apalagi saat ini, untuk mendapatkan Rp20 perhari sangat susah sekali," ungkap Arifin.

Disinggung apakah ada himbauan dari Sarikat buruh F-SPTI dan K-SPTI untuk dirumahkan. Arifin menjelaskan, untuk sekarang alhamdulillah dari buruh belum ada di rumahkan.

"InsyaAllah kita selaku buruh tetap waspada dalam menghadapi wabah corona. Walaupun keadaan sekarang, kami dari buruh tetap keluar rumah untuk mengais rezeki agar bisa menghidupkan anak dan istri dirumah. Walau keadaan hidup kami terancam virus corona, karna dari pemerintah belum ada untuk memberi jaminan untuk kehidupan sehari hari kami sebagai buruh," ungkapnya.

"Kami sebetulnya nya berkeinginan sekali untuk memutuskan matarantai terhadap virus corona. Tetapi apa boleh buat kami tetap keluar rumah untuk bekerja setiap hari, antara wabah virus corona dan tidak makannya keluarga anak istiri kami. Dalam hal ini, kami akan tetap waspada tentang virus corona dengan mengurangi berkumpul dengan jumlah ramai," ujarnya.

"Kami dari Serikat Buruh Kabupaten Bengkalis, mohon kepada pemerintah daerah lihatlah keberadaan kami sekarang ini," harapnya. (R24/Hari)